Bagi pelaku di daerah, ISEF bukan sekadar acara tingkat nasional, event ini merupakan kompas ekonomi syariah dari pembiayaan, teknologi, hingga tren yang bisa diadaptasi di Sultra.

Mendorong Halal Value Chain melalui Sertifikasi Halal UMKM
BI Sultra memfasilitasi sertifikasi halal bagi tiga rumah potong hewan/unit (RPH/U), 20 juru sembelih halal (Juleha), dan lebih dari 50 UMKM yang bekerja sama dengan BPJPH. Program ini memperluas rantai nilai halal daerah (halal value chain) serta meningkatkan daya saing produk lokal.
Capacity Building, Peningkatan Literasi, dan Pemberdayaan Pesantren
Bank Indonesia tak hanya mengadakan pelatihan dan pendampingan serta peningkatan kapasitas dan produktivitas kepada pelaku usaha syariah.
Pelatihan berupa edukasi dan literasi keuangan ekonomi syariah juga diadakan khusus untuk mahasiswa di Kendari pada 14 Oktober 2025 lalu.
Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan generasi muda memahami bahwa ekonomi syariah bukan hanya istilah, melainkan cara bertransaksi yang adil, bersih, dan menumbuhkan usaha secara berkelanjutan.
Deputi Kepala BI Sultra, Rahardian Triaji mengatakan, edukasi dan literasi ini bertujuan memperkuat serta memperluas pemahaman publik tentang ekonomi syariah melalui mahasiswa sebagai generasi muda.
“Menggandeng mahasiswa sebagai agen perubahan merupakan langkah strategis untuk memperluas pemahaman publik tentang ekonomi syariah yang kini menjadi salah satu pilar pertumbuhan ekonomi nasional,” tutur Rahardian, Selasa 14 Oktober 2025.
BI Sultra juga memperkuat kemandirian ekonomi pesantren melalui dukungan terhadap Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren). Pesantren didorong untuk menjadi pusat kegiatan ekonomi berbasis syariah di daerah.
Penguatan edukasi dan literasi ekonomi syariah juga diwujudkan dalam sinergi dan kontribusi BI Sultra pada kegiatan STQH XXVIII di Kendari pada 9-19 Oktober 2025.
Partisipasi dan Pengakuan
Pelaku usaha binaan BI Sultra turut berpartisipasi pada kegiatan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 yang dilaksanakan di Tangerang pada 15-19 Oktober 2025.
Sinkronisasi sisi sosial dan komersial terlihat pada 21 Oktober 2025 melalui penyelenggaraan akad massal Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada 800 ribu UMKM secara luring dan daring di seluruh provinsi.
Skala ini bukan hanya angka yang mengesankan, tetapi menandakan keberpihakan pada pelaku kecil yang membutuhkan modal kerja dengan ketentuan yang lebih masuk akal dan transparan.
Dua hari kemudian, 23 Oktober 2025, tercatat rekor dunia dan MURI untuk investor saham serta reksa dana syariah, sekaligus rekor literasi keuangan syariah kepada mahasiswa terbanyak.
Rekor itu tentu bukan tujuan akhir, tetapi menjadi penanda bahwa minat dan partisipasi publik terhadap instrumen keuangan syariah tumbuh pesat, aset paling berharga untuk mendorong pasar yang lebih dalam dan inklusif.
Kolaborasi Menuju Ekonomi Syariah yang Inklusif dan Berkelanjutan
Melalui berbagai inisiatif tersebut, BI berkomitmen menjadikan ekonomi syariah sebagai pilar pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah yang adil, merata, dan inklusif.
Sinergi lintas sektor antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat diharapkan mampu mengakselerasi visi Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia.
Sultra punya bekal untuk menjadi episentrum ekonomi syariah di Kawasan Timur Indonesia. Potensi Sultra ini berasal dari pelaku UMKM yang adaptif, destinasi wisata yang kuat, jejaring pendidikan dan komunitas yang hidup, serta kanal digital yang kian ramah pengguna.
Langkah berikutnya adalah menjaga ketersinambungan hulu ke hilir dalam satu peta ekonomi syariah. Pada titik itu, ekonomi syariah hadir bukan sebagai alternatif yang eksklusif, melainkan arus utama yang menyeimbangkan nilai dan nilai tambah.
Pertumbuhan ekonomi syariah di Sultra perlahan mengubah wajah daerah, lebih rapi, lebih adil, dan lebih percaya diri menyambut peluang baru.
Penulis: Yeni Marinda/Makmur T. Hasudungan Panjaitan (Co Writer)


Discussion about this post