Namun, saat pasar memuncak, sejumlah situasi yang memicu kepanikan terjadi (suku bunga dan inflasi yang melonjak tinggi hingga perang Rusia-Ukraina) menjadikan para investor berhati-hati untuk menyuntikkan dananya pada sejumlah startup.
Alhasil, pasar saham startup menurun, harga aset terjun, dan investasi menurun. Penurunan nilai yang cepat inilah yang dikenal dengan ledakan gelembung.
Jika kita telisik, masifnya PHK bukan hanya terjadi pada perusahaan startup, perusahaan yang sudah dianggap stabil pun tidak lepas dari fenomena ini. Lihat saja kejatuhan ekonomi AS saat dihantam kolapsnya bisnis properti. Harga aset atau properti yang semula tinggi, bisa tiba-tiba terjun bebas hingga hilang nilai sama sekali.
Lonjakan harga aset yang didorong oleh perilaku pasar yang bersemangat inilah yang telah menciptakan gelembung. Gelembung biasanya dikaitkan dengan perubahan perilaku investor sehingga harga aset yang jauh melebihi nilai intrinsiknya bisa tiba-tiba pecah alias harga aset jatuh mengikuti perilaku investor.
Fenomena ini lazim terjadi pada pasar saham, bisnis properti atau real estate, termasuk bisnis startup. Hal ini terjadi saat ada pergantian pemain kunci sehingga pola bisnis juga otomatis ikut berubah.
Inilah karakter bawaan ekonomi kapitalisme yang selalu menciptakan bubble ekonomi. Kondisi ini akan terus berulang sebab fondasi sistem ekonomi kapitalisme dibangun dari struktur ekonomi semu, yaitu sektor nonriil.
Pakar Ekonomi Syariah Dwi Condro, P.hD. menjelaskan, pertumbuhan sistem ekonomi kapitalisme bertumpu pada tiga pilar utama. Pertama, sistem mata uang kertas yang tidak di-back up emas sehingga basisnya pada kepercayaan (trust), bukan nilai intrinsiknya.
Kedua, sistem utang-piutang berbasis bunga (interest). Ketiga, sistem investasinya berbasis perjudian (spekulasi). Sistem investasi ini diwujudkan dengan bentuk jual beli saham, sekuritas, dan obligasi di sistem pasar modal. Ketiga pilar ekonomi ini memang mempercepat pertumbuhan ekonomi, tetapi pertumbuhannya semu.
Pertumbuhan ekonomi yang terjadi hanya berputar-putar pada uang kertas, kertas utang, dan saham; tidak banyak berkontribusi besar pada ekonomi riilnya, kecuali hanya sedikit.
Ini pula yang melanda perusahaan startup saat ini sehingga hanya dengan isu perang saja, gelembung ini bisa meledak. Oleh karenanya, selama platform sistem ekonomi dunia berbasis kapitalisme, bubble brust tidak mungkin bisa dihindari.
Salah satu dampaknya adalah gelombang PHK yang masif yang pada akhirnya tidak mungkin bisa dihindari.
Discussion about this post