Sungguh jauh berbeda dengan Islam. Sebagai agama yang mengatur seluruh sendi kehidupan, Islam juga mengatur aktivitas perekonomian tentang apa saja yang boleh dan yang haram dilakukan.
Sistem ekonomi Islam mengatur pembangunan dan pengembangan ekonomi yang benar, yaitu harus bertumpu pada pembangunan sektor riil, bukan nonriil. Dari sini saja, akan potensi terjadinya bubble burst akan hilang.
Dalam sistem ekonomi Islam, seluruh bisnis yang ada harus bertumpu pada sektor riil, termasuk startup sehingga nilai aset akan sesuai dengan nilai intrinsiknya. Karena diperjualbelikan dengan nyata di pasar riil, bukan pasar saham yang bersifat spekulatif.
Sistem mata uang pun akan stabil karena di-back up emas sehingga nilai mata uang relatif stabil. Semua ini menjadikan sistem ekonomi Islam tahan krisis dan tidak pernah mengalami bubble ekonomi.
Selain itu, dalam Islam yang wajib menyediakan lapangan pekerjaan bagi warganya adalah negara. Negara tidak bergantung pada swasta dalam menyelesaikan permasalahan pengangguran. Negara akan menjamin terpenuhinya seluruh kebutuhan asasi seluruh rakyatnya, bahkan kebutuhan sekunder dan tersiernya.
Perusahaan startup juga akan sangat berkontribusi pada perekonomian umat karena semua berjalan pada ekonomi riil. Para pegawainya tidak takut terkena PHK karena fenomena bubble burst tidak akan melanda.
Oleh karena itu, jika sistem ekonomi Islam menjadi kiblat ekonomi dunia, bubble brust juga krisis ekonomi yang kerap terjadi pada sistem ekonomi kapitalisme akan mampu dihindari.
Perusahaan startup akan fokus pada inovasinya dalam teknologi internet untuk kebaikan umat manusia. Kehidupan umat manusia pun akan terliputi keadilan dan kesejahteraan karena tingginya peradaban Islam. Wallahualam bisshowwab.(***)
Penulis: Pemerhati Masalah Sosial
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post