<strong>PENASULTRA.ID, JAKARTA</strong> — Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama mitra kerja menggelar acara Uji Publik Kalender Pengasuhan Seribu Hari Pertama Kehidupan (Seribu HPK) Untuk Mendukung Percepatan Penurunan Stunting, Jumat 4 November 2022. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Nopian Andusti, S.E, M.T yang diwakilkan Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak (BKKBN) dr. Irma Ardiana, MAPS, Pokja Penurunan Angka Kematian Ibu, Anak, dan Stunting POGI dr. Detty Siti N, Phd, SpOG (K) dan Psikolog Pengurus Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia Dr. Dian N S. M.Psi. Dalam sambutannya Dokter Irma mengatakan, kalender pengasuhan merupakan media yang diciptakan dan berfungsi untuk membantu kader, ibu hamil, dan orangtua yang mempunyai anak di bawah usia dua tahun dalam memantau tumbuh kembang mengasuh anak secara positif baik dalam kandungan maupun setelah lahir. “BKKBN terus berupaya mendorong adanya inovasi dalam pencegahan stunting berbasis keluarga dengan sasaran utamanya ibu hamil, ibu menyusui, baduta, remaja, atau catin. Program Bangga Kencana melalui kegiatan bina keluarga balita dan anak sangat strategis untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan orangtua dan keluarga lainnya yang memiliki balita dalam membina tumbuh kembang balita,” kata Dokter Irma. Dia pun berharap dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan kontribusi bagi penurunan prevalensi stunting di Indonesia, khususnya pada pilar kedua yaitu perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat. “Kiranya informasi yang terdapat dalam kalender pengasuhan 1000 HPK dapat diterapkan dan dapat dipahami untuk mendukung tumbuh kembang optimal anak,” ujarnya. Sementara itu Dokter Detty menyebut, dengan adanya kalender pengasuhan Seribu HPK dan kalender kehamilan maupun kalender kesehatan ibu dan anak harus saling menguatkan dan isinya harus dicermati dengan baik agar tidak bertentangan. Hal tersebut menurutnya bertujuan sebagai alat bantu pengingat ibu untuk terus memperbaharui kegiatan setiap harinya. Jika dua buku tersebut tidak pas atau tidak sama isinya tentu akan membuat para ibu bingung sehingga tujuan buku tersebut tidak tercapai. Sementara itu Pengurus Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia Dr. Dian N S. M.Psi, Psikolog menambahkan, hal-hal yang berkaitan dengan kondisi psikologis, karena bagaimanapun juga dalam keadaan kehamilan bahkan sampai persalinan dan pengasuhan 0-24 bulan itu sesuatu yang juga nuansa psikologisnya akan cukup. Dia pun menyarankan, dengan memberikan konseling kepada ibu hamil atau pada ibu yang sedang memiliki bayi di usia 1-2 tahun yang memiliki hambatan atau kendala dalam proses pengasuhan atau selama masa kehamilan untuk dilakukan pendampingan secara psikologis karena belajar menjadi orangtua itu perlu didampingi oleh tenaga psikologi. “Bahwa jika memiliki hambatan psikologi atau ada sesuatu rasa yang tidak nyaman bisa mendapatkan layanan terkait kondisi psikologi tersebut,“ ucapnya. <strong>Sumber: Media Center BKKBN</strong> <strong>Editor: Ridho Achmed</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/ni2efcjhwLc
Discussion about this post