Sedunia diawali dari belasan organisasi dari beberapa negara di dunia yang masuk ke dalam Organisasi Keluarga Berencana Internasional.
Peringatan ini diadakan pertama kali diperingati pada tanggal 26 September 2007. Organisasi ini memiliki tujuan yang sama, yakni untuk meningkatkan kesadaran tentang kontrasepsi dan membuat keputusan sebelum memulai sebuah keluarga.
Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) angka kelahiran total (TFR) secara nasional cenderung menurun dari 2,6 (SDKI 2017) menjadi sekitar 2,24 anak per perempuan usia reproduksi (Pendataan Keluarga 2021).
Walaupun TFR masih belum sepenuhnya mencapai sasaran pembangunan bidang kependudukan dan KB yaitu 2,1 di tahun 2024, namun hal tersebut menunjukkan pencapaian lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya yang cenderung stagnan sejak tahun 2007.
Tren penggunaan alat kontrasepsi atau cara KB didominasi oleh KB suntik (32%) disusul pil (14%), IUD (4%), dan Implan (3%).
Dokter Hasto mengatakan sangat penting untuk terus mensosialisasikan penggunaan alat kontrasepsi untuk menekan angka kelahiran yang tidak direncanakan.
“Selama ini BKKBN telah menyediakan beragam Alokon (alat dan obat kontrasepsi) seperti IUD, implant atau susuk, pil, kondom dan suntik. Pengguna pil dan suntik saat ini sangat besar namun demikian tentu hal itu belum menjamin keamanan dalam mencegah kehamilan karena kemungkinan terjadi kegagalan. Penggunaan kontrasepsi ini agar masyarakat sadar bahwa jarak kehamilan dan mengatur jarak kehamilan itu penting,” kata Dokter Hasto.
Melakukan sosialisasi kehamilan yang terencana dengan penggunaan alat kontrasepsi sangat penting untuk menekan angka kematian ibu dan bayi, meningkatkan kualitas hidup bayi agar terhindar dari stunting.
Discussion about this post