PENASULTRA.ID, PALU — Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) meminta kepada seluruh masyarakat untuk menggunakan produk lokal dalam upaya percepatan penurunan stunting, termasuk memanfaatkan daun kelor (moringa oleifera) yang telah terbukti memiliki berbagai macam nutrisi.
Pernyataan Hasto tersebut disampaikan saat menggelar acara Sosialisasi Percepatan Penurunan Stunting dan Launching Pemanfaatan Kelor untuk Stunting di Sulawesi Tengah yang digelar secara hybrid dan terpusat di PT. Kelor Organik Indonesia, Kecamatan Ulujadi, Kota Palu, Kamis 3 November 2022.
Acara ini juga dihadiri Anggota Komisi IX DPR RI Dr. M.Edy Wuryanto, SKP, M.Kap, Wakil Wali kota Palu dr. Reny A. Lamadjido, Sp.PK.,M. Kes, Irwasda Polda Sulteng Kombespol Asep Ahdiatna, S.I.K., M.H., Keloris Indonesia Ai Dudi Krisnadi serta Direktur Utama PT Kelor Organik Indonesia (KOI) Fransisca Yauri.
Dalam kesempatan tersebut Hasto mengatakan, Presiden Jokowi Widodo menaruh perhatian serius terhadap keberlangsungan produk lokal, terutama untuk makanan pendamping bagi ibu hamil dan baduta. Oleh karena itu Hasto mendorong daun kelor agar dikonsumsi oleh masyarakat karena harganya yang sangat murah dan mudah ditanam.
“Saya kalau bela produk lokal senang sekali, nah kelor produk lokal ini yang buat saya semangat karena produk lokal dan manfaatnya luar biasa sesuai arahan Pak Presiden Joko Widodo untuk mendorong penggunaan produk lokal,” kata Hasto.
Hasto menjelaskan, daun kelor mengandung kalsium yang sangat tinggi yakni empat kali lipat lebih tinggi daripada susu. Selain itu daun kelor juga tinggi Vitamin C bahkan tujuh kali lipat daripada buah Jeruk.
Oleh karena itu Hasto mengimbau kepada calon pengantin agar mengkonsumsi daun kelor minimal tiga bulan sebelum menikah. Tingginya asam folat yang ada dalam daun kelor, kata Hasto, dapat membantu ibu hamil agar tidak terjadi anemia atau kekurangan darah saat mengandung yang akan berakibat lahirnya bayi stunting baru.
“Program produk lokal harus diutamakan. Perangi stunting tidak harus mahal, tapi protein hewani juga penting. Kelor memang mengandung asam amino luar biasa, tapi untuk menyempurnakan konsumsi juga telur dan ikan,” ucapnya.
Hasto menegaskan bahwa Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya Kota Palu memiliki sumber daya pangan lokal yang berlimpah termasuk telur dan ikan. Masyarakat pun diminta untuk mengubah pola pikir agar tidak lagi konsumtif lantaran kerap membeli produk pangan impor untuk memenuhi kebutuhan sehari sehingga produk lokal menjadi pilihan kedua.
“Maka sekarang harus membela dan membeli produk sendiri. Kita terlalu banyak uang kita dibuang ke luar negeri. Kita berdikari harus beli produk lokal karena target Pak Presiden Joko Widodo stunting harus turun 14 persen dan produk lokal harus digalakkan. Insya Allah dengan daun kelor stunting di Pau bisa 14 persen,” tegasnya.
Discussion about this post