Oleh: Sutrisno Pangaribuan
Pilkada Sumut dipastikan menjadi pertarungan sengit antara Koalisi PDIP bersama rakyat dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. Edy Rahmayadi, Gubernur Sumut Periode (2018-2023), diusung Koalisi PDIP dengan rakyat (Blok Sumut).
Edy akan ditantang Bobby Afif Nasution, Walikota Medan (2020-2024) calon dari KIM Plus (Blok Medan). Edy merupakan menantu dari Raja Sumatera (mertua dari Mandailing-Sumatera), sedang Bobby Nasution adalah menantu dari Raja Jawa (mertua dari Solo-Jawa).
Namun pertarungan tersebut tidak total karena strategi PDIP kurang tepat untuk kabupaten/kota. Misalnya Calon Bupati (Cabup) Blok Sumut di Deli Serdang sama dengan Cabup Blok Medan. Maka dipastikan Edy Rahmayadi tidak punya tandem di Deli Serdang.
Demikian juga dengan Cabup Blok Sumut di Labuhan Batu Utara (Labura) sama dengan Cabup Blok Medan. Maka foto Edy Rahmayadi pun tidak mungkin terpasang bersama Cabup Labura yang akan lebih memilih memasang foto bersama Cagub Blok Medan.
Hal yang sama pasti terjadi di Labuhan Batu Selatan, Simalungun, Tapanuli Selatan, dan sejumlah kabupaten/kota lainnya. Edy Rahmayadi berjuang sendiri tanpa dibantu oleh calon bupati/walikota yang pasti memilih bersama Cagub Blok Medan. Maka dukungan koalisi PDIP dengan rakyat, Blok Sumut kepada Edy Rahmayadi tidak maksimal.
Discussion about this post