“Tidak mudah mempertahankan nilai-nilai budaya di zaman serbacanggih seperti sekarang. Tapi hal itu mau tidak mau harus dilakukan karena jika tidak maka kita tidak memiliki jati diri lagi dan dirusak oleh hal-hal modern,” ujarnya.
Oleh karena itu Bupati Acep ngotot menerapkan swasembada pangan berbasis desa. Untuk itu perlu adanya inovasi-inovasi dalam mewujudkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.
Tentunya perlu ada kolaborasi multipihak dalam membangun pertanian khususnya pangan yang ada di Kabupaten Kuningan. Kolaborasi antara pemerintah daerah, akademisi, pengusaha, komunitas, dan media akan mendongkrak kemajuan yang saat ini belum tercapai.
Sementara Bupati Halmahera Selatan Usman Sidik sejak tahun 2021 melakukan inovasi kopra putih untuk mendongkrak perekonomian petani.
Menurut Usman, keunggulan kopra putih adalah soal harganya yang jauh lebih bagus dibanding kopra hitam. Bupati menjelaskan saat ini harga kopra putih bisa mencapai Rp15.000/kg hingga Rp17.000/kg. Sementara harga kopra hitam hanya mencapai Rp3.000/kg.
Untuk mengubah kebiasaan petani membuat kopra hitam dengan cara pengasapan tidak mudah. Namun pihaknya terus berupaya terutama memberi pelatihan serta bantuan berupa alat pengolahan kopra putih.
Dalam catatan, pada tahun 2020 sebagian besar pertani masih mengolah kopra hitam dengan metode pengasapan, tapi sejak 2021 mereka ramai-ramai beralih ke kopra putih. Dengan begitu kini perekonomian petani mulai bergerak naik seiring melimpahnya produksi kopra putih.
Sementara itu Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu mengapreasiasi upaya yang dilakukan PWI Pusat memberikan Anugerah Kebudayaan dalam konteks jurnalistik merupakan sesuatu yang sangat penting dan sebuah inovasi yang tidak mudah.
Discussion about this post