PENASULTRA.ID, MAKASSAR – Indeks Perkembangan Harga (IPH) mayoritas kabupaten di Sulawesi Selatan (Sulsel) menunjukkan kenaikan pada pekan pertama Desember 2025.
Kenaikan harga komoditas pangan, terutama cabai rawit, cabai merah dan daging ayam ras, menjadi penyumbang utama lonjakan IPH di 16 daerah yang dicatat.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) RI, yang mengolah data Sistem Pemantauan dan Pengawasan Kebutuhan Pokok (SP2K) Kementerian Perdagangan (Kemendag), mencatat Kabupaten Luwu berada di urutan teratas dengan kenaikan IPH tertinggi mencapai 5,91. Disusul Takalar (5,36) dan Kabupaten Maros (4,93).
Kenaikan IPH di Luwu didorong lonjakan harga daging ayam ras (5,4615), cabai merah (0,4531) dan cabai rawit (0,3658). Pola yang sama terjadi di Takalar, di mana daging ayam ras, cabai rawit dan cabai merah menjadi tiga komoditas utama penyumbang kenaikan.
Kepala BPS Sinjai, Syamsuddin mengatakan fluktuasi harga komoditas pangan menjelang akhir tahun memang sering terjadi.
“Dari data IPH pekan pertama Desember, terlihat jelas tekanan inflasi di daerah sebagian besar disebabkan kelompok volatile food, seperti cabai dan daging ayam. Ini perlu diantisipasi melalui pengendalian pasokan dan distribusi,” ujar Syamsuddin di Sinjai, Senin 8 Desember 2025.
Di Sinjai sendiri, yang mencatat kenaikan IPH sebesar 2,66, daging ayam ras memiliki andil terbesar (2,2206), diikuti cabai rawit (0,2346) dan bawang merah (0,1259). Cabai rawit mendominasi sebagai komoditas dengan fluktuasi harga tertinggi yang berjalan (nilai CV tertinggi) di hampir seluruh daerah.
Sebanyak 12 kabupaten mencatat cabai rawit sebagai komoditas yang paling fluktuatif harganya.

Discussion about this post