PENASULTRA.ID, SIDOARJO – Jika satu abad yang lalu tantangan Nahdlatul Ulama (NU) adalah melawan penjajah, saat ini organisasi Islam terbesar di dunia tersebut harus melawan musuh yang jauh lebih besar namun tak kasat mata. Musuh tersebut adalah belum meratanya kualitas pendidikan di Indonesia.
Hal ini diungkapkan oleh Dr. Ahmad Suaedy, Sekretaris Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama sekaligus Ketua Religion of Twenty (R20), dalam Webinar Komunitas SEVIMA di peringatan Satu Abad NU pada Senin 6 Februari 2023 sore.
Melawan ketertinggalan pendidikan menurut Ahmad Suaedy perlu menjadi prioritas menyambut abad kedua NU.
“Jumlah perguruan tinggi kita cukup banyak, sampai pelosok pun ada. Sayangnya kualitas masih ada kesenjangan. Kondisi di Jawa dan Papua masih jauh sekali, dan masih banyak kampus yang saat ini berfokus mengejar ranking, bukan memperbaiki kualitas pendidikan tinggi,” ungkap Ahmad menyampaikan keprihatinannya.
Oleh karena itu sebagai rangkaian dari Peringatan Satu Abad NU, Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) sebagai bagian dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama akan menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional.
Rakernas ini akan menjadi cara Nahdlatul Ulama merumuskan filosofi pendidikan tinggi di usianya yang akan memasuki abad kedua.
“Rakernas LPTNU ini, adalah salah satu kegiatan formal NU dalam kategori pendidikan, dengan tujuan untuk merumuskan filosofi kami dalam menyambut abad kedua. Kita perlu tentukan arah ke depan,” lanjut Ahmad yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Islam Nusantara di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia.
Seputar Rakernas LPTNU dan Harapannya
Rakernas LPTNU dan Konferensi PTNU 2023 akan diadakan di Medan Sumatera Utara, pada 8-10 Maret 2023. Tema yang diangkat pada acara ini nantinya “Merawat Jagad, Membangun Peradaban dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.”
Filosofi yang akan dibangun NU untuk pendidikan tinggi, ungkap Ahmad Suaedy, akan berfokus pada tiga hal: platform pendukung, landasan kebijakan, dan pemanfaatan teknologi informasi.
Discussion about this post