Untuk diketahui, pemecatan Terawan tertuang dalam surat hasil keputusan MKEK. Dalam surat itu disebutkan, MKEK telah menetapkan SK MKEK No. 009320/PB/MKEK-Keputusan/02/2018 tertanggal 12 Februari 2018 terhadap Terawan.
Hasil Muktamar IDI XXX tahun 2018 menyatakan khusus menyangkut dr. Terawan Agus Putranto agar Muktamar menguatkan putusan MKEK tersebut dan menyatakan bahwa dr. Terawan Agus Putranto telah melakukan pelanggaran etik berat (serious ethical misconduct).
Termasuk agar Ketua PB IDI segera melakukan penegakan keputusan MKEK yang ditunda demi menjaga kemuliaan dan kehormatan profesi luhur kedokteran bila tidak dijumpai itikad baik dr. Terawan Agus Putranto maka Muktamar memerintahkan pengurus besar IDI untuk melakukan pemecatan tetap sebagai anggota IDI.
Surat itu diteken Ketua MKEK, Pukovisa Prawiroharjo dan menyatakan bahwa didapatkan dugaan tidak dijumpainya itikad baik dari Terawan sepanjang tahun 2018-2022.
“Yang bersangkutan belum menyerahkan bukti telah menjalankan sanksi etik sesuai SK MKEK No. 009320/PB/MKEK-Keputusan/02/2018 tertanggal 12 Februari 2018 hingga hari ini,” demikian bunyi poin a surat itu.
Di poin b, MKEK juga mengikutkan persoalan Vaksinasi Nusantara untuk memperkuat pemberhentian terhadap Terawan.
“Yang bersangkutan melakukan promosi kepada masyarakat luas tentang Vaksin Nusantara sebelum penelitiannya selesai,” demikian poin b.
Surat penyampaian hasil keputusan yang dibacakan dalam Muktamar 2022 juga menyertakan sejumlah tuduhan lain yang memperkuat pemecatan atas Terawan.
Atas dasar poin b dalam surat itu, Yoga menduga pemecatan Terawan berkaitan dengan vaksin nusantara yang digagasnya.
“Dokter Terawan setahu saya tidak pernah mempromosikan vaksin nusantara, dia tidak pernah menggelar konferensi pers terkait vaksin nusantara atau menyebarkan rilis soal vaksin nusantara,” ungkap Yoga.
Terkait metode Digital Subtraction Angiogram (DSA) atau yang lebih dikenal dengan “cuci otak” sebagai terapi stroke Non Haemorhagic, Yoga mencatat sudah lebih dari 40.000 pasien diselamatkan melalui metode DSA.
Discussion about this post