Tanggal yang menjadi judul lagu, 6 Mei, bukan hanya sekedar angka, melainkan sebuah momen di mana sang penulis lagu memilih untuk menghadapi dan melukai dirinya sendiri sebagai respons terhadap kesedihan yang tak terhindarkan. Dengan sentuhan emosional yang mendalam, single ini menjadi pusat perhatian tersendiri dan menggambarkan perjalanan hati yang hancur yang mungkin dialami oleh setiap orang.
Dalam EP Countless Hours, Eas.y menyampaikan pesan bahwa akhir setiap kisah tidak selalu berakhir bahagia. Dalam EP ini mereka mengeksplorasi perpisahan dan kesedihan sebagai bagian tak
terhindarkan dari hidup. EP Countless Hours juga mengajak pendengar berdamai dengan realitas akan sebuah akhir yang tak bahagia dalam berbagai fase hidup mereka.
“Ada kalanya dalam kesedihan kita menjadi belajar. Hal ini juga menjadi salah satu dasar dari pengambilan tajuk Countless Hours, yaitu menghitung berapa lama sebuah luka itu bersama kita,” pungkas Bastya.
Dalam proses kreatif pada EP Countless Hours, mereka banyak terinfluence oleh musisi-musisi favorit mereka, sebut saja Honne, Lany, Lauv, 1975, bahkan band Nu Metal seperti Linkin Park. Selain itu mereka juga terinspirasi band legendaris Indonesia seperti Dewa & Noah.
Eas.y juga menyisipkan unsur Alternative Rock dengan riff gitar yang cukup catchy dan sedikit menonjolkan repetisi dengan porsi secukupnya. Selain itu, Eas.y menambahkan unsur elektronik dan synthesizer untuk menjadikan nuansa di tiap lagu terasa hangat dan manis.
Dalam proses pengerjaan Countless Hours, Eas.y kembali mendaulatkan urusan mixing dan mastering kepada Haum Studio (@haum.studio) yang kali ini ditangani oleh M. Fitryan Al Fajri aka Ryan Abo (@ryan_abo) yang merupakan vokalis dari Shellin (@shellinofficial).
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post