Alasan memilih pasar sebagai tempat kampanye, karena ia anggap pasar adalah tempat dimana pedagang dan pembeli bertemu, dan tentunya kebanyakan dari mereka belum menentukan pilihannya.
Olehnya itu, di momen kampanye terbuka perdana ini, AJP memanfaatkan potensi suara ke para pedagang dan masyarakat yang masih abu-abu untuk mencoblos figur caleg. AJP menyasar penjual dan pembeli, menyosialisasikan diri dengan memperkenalkan nama figur, nomor urut, nama partai dan calon presiden dan wakil presiden (Capres-Cawapres) yang diusung partainya.
“Penjual dan pembeli rata-rata belum menentukan pilihan. Sehingga kita maksimalkan menarik simpati masyarakat yang ada di pasar, dan ini potensi suara nantinya,” katanya.
AJP menerangkan, dari sisi strategi politik, menggelar kampanye terbuka hanya dengan waktu dua hari, tidak cukup untuk memaksimalkan sisa waktu jelang hari “H” pencoblosan. Tetapi bagi dia, setidaknya masyarakat pasar yang cenderung belum mengetahui maupun menentukan pilihan, mampu memberikan gambaran, mengenai calon yang mesti dicoblos.
“Ya kalau bicara efektif, lebih efektif dor to dor, yang selama ini sudah berjalan. Hanya kan perlu kita turun ke masyarakat banyak menyosialisasikan diri, memperkenalkan diri termasuk mengkampanyekan capres dan cawapres kita, Prabowo-Gibran,” jelasnya.
Discussion about this post