Namun demikian, menurut Hasto, hal tersebut tidak ada pada IDI. Hasto menilai, IDI menjadi organisasi yang baik dan berfungsi menjadi organisasi pembelajar.
“Di dalamnya saling terbuka menyampaikan pendapat. Bisa melakukan perdebatan substansional dalam ruang lingkup profesinya dan produktif di bidangnya maka IDI memberikan public education terutama untuk peer group nya (dokter) dan masyarakat luas pada umumnya,” jelas dr. Hasto.
Evaluasi
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Pengurus Besar IDI Dr. Mohammad Adib Khumaidi mengatakan, kegiatan Rakernas IDI tersebut bertujuan untuk mengembangkan pembangunan sumber daya manusia di bidang kedokteran medis guna meningkatkan derajat kesehatan rakyat Indonesia menuju masyarakat sehat dan sejahtera.
“Sebuah proses evaluasi program kerja sekaligus menyempurnakan dan memperbaiki pada periode sisa kepengurusan. Pada Rakernas Kendari ini akan semakin memperkuat pijakan pondasi organisasi dengan strong alignment dan spritual effor,” ujar Adib.
Dengan mengusung tema Rakernas “IDI Reborn: Bangkit dan Bersatu untuk Harkat Profesi Dokter dan Rakyat Indonesia” tahun ini, Adib optimis IDI akan senantiasa update, visioner, antisipatif, dan prospektif.
“Karena dokter saat ini adalah profesi yang sangat mengerti hati rakyat dan peduli dengan kondisi sosial. IDI harus mampu melakukan perubahan transformatif sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi,” pesan Adib.
Discussion about this post