<strong>PENASULTRA.ID, JAYAPURA</strong> - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Melanesian Spearhead Group (MSG) yang telah dilaksanakan di Port Vila, Vanuatu pada 23 s.d 24 Agustus 2023 menjadi daya tarik di Papua. Pasalnya, dalam KTT tersebut tak membahas tentang keanggotaan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) menjadi anggota penuh MSG. Dalam KTT para pemimpin Melanesia itu telah membahas sejumlah agenda, diantaranya mengenai perubahan iklim, masalah limbah nuklir, keamanan dan strategi MSG di Kawasan Pasifik serta beberapa agenda lainnya. Para pimpinan Melanesia tak membahas ULMWP karena bukan negara dan mereka telah mengakui kedaulatan Indonesia atas West Papua. Berpedoman pada hasil KTT MSG dan upaya yang dilakukan oleh ULMWP, sejumlah tokoh adat memberikan reaksi keras dengan memberikan statement penolakan atas tindakan yang dilakukan oleh ULMWP. Seperti diketahui sebelumnya, ULMWP dan simpatisannya selalu menggelar aksi demo yang menuntut agar ULMWP menjadi anggota penuh di MSG. <strong>Berikut sejumlah tokoh adat dan pemuda di Papua yang ikut menanggapi hasil KTT MSG tersebut:</strong> 1. Alfons Kambo (Ketua Lembaga Masyarakat Adat Kabupaten Maybrat) 2. Ali Kabiiai (Ketua DPD Pemuda Mandala Trikora Papua) 3. Fatra Muhammad Solbis (Ketua Lembaga Masyarakat Adat Kota Sorong) 4. Firman Sayuri (Ketua Dewan Adat Representasi Mee Pago Papua Tengah) 5. Herman Albert Tuaibegi Yoku (Kepala Suku Besar Ruikaya) 6. Nikolaus Dapi (Penasehat Lembaga Musyawarah Adat Asmat) 7. Paul Elofsak (Kepala Suku Wamena) 8. Timotius Amin (Kepala Suku Kamoro) 9. Timotius N Gedy Mahuze (Ketua Forum Solidaritas Masyarakat Papua Untuk NKRI, Tokoh Masyarakat Adat Animha) 10. Udan Talenggeng (Tokoh Pepera Puncak Jaya) 11. Yanto Eluay (Ketua Umum Presidium Putra Putri Pejuang Pepera) Pada tokoh adat berpendapat, ULMWP hanya kelompok pemberontak yang menginginkan Papua lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sementara Papua telah sah menjadi bagian dari NKRI sejak lama dan diakui oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Ketua Melanesian Youth Forum, Steve R. Mara juga ikut menanggapi hasil KTT MSG ini dalam catatannya. Steve menjelaskan, fakta yang paling terang adalah aplikasi ULMWP untuk menjadi anggota penuh MSG telah ditolak oleh KTT MSG karena tidak memenuhi kriteria sebagai anggota MSG. “Saya tidak tahu bagaimana pendukung ULMWP dapat tidur nyenyak ketika membaca kenyataan ini. Namun, beberapa hal Fundamental dari Communique MSG sengaja disembunyikan dari masyarakat Papua," tegas Steve dalam keterangannya belum lama ini. Adapun beberapa poin penting yang bisa digaris bawahi terkait hasil KTT MSG, yaitu penolakan terkait permintaan anggota penuh dari ULMWP dan pengakuan dari para pimpinan MSG tentang kedaulatan Indonesia atas Papua Barat. Hal ini juga menegaskan bahwa keanggotaan MSG dibatasi hanya untuk negara-negara merdeka dan berdaulat. Atas semua itu, ULMWP disimpulkan bukanlah negara berdaulat tapi hanya sekelompok kecil orang yang membawa misi agar Papua Barat merdeka dan lepas dari Indonesia. <strong>Penulis: Putra Manakhuang</strong> <strong>Editor: Ridho Achmed</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/ytKn4zakz7Y?si=qClDpLr9rd1hRTCY
Discussion about this post