Dalam lagu yang berjudul “Dago Atas”, Danuwin seakan mengajak pendengar untuk tidak hanya berjalan-jalan ke salah satu kawasan wisata di Bandung, akan tetapi memberikan sisi emosional yang diasosiasikan dengan tempat yang menawarkan panorama yang indah lewat nada bernuansa 90an. Dago Atas juga menambah daftar lagu yang terinspirasi oleh Kawasan Dago yang sebelumnya terdapat lagu Pop Sunda yang berjudul “Dago Pakar” yang dipopulerkan Alm Hendarso.
Lagu Dago Atas ini berceritakan pengalaman pribadi seorang pria yang sangat menikmati perjalanannya di Bandung dan lalu bertemu dengan perempuan yang waktu itu dikagumi oleh beberapa pria termasuk penulisnya, yakni Danuwin itu sendiri.
Lagu ini merupakan perpaduan antara impresi perdana dan rangkuman percakapan seorang kawan yang bercerita lalu lagu tersebut jadi setibanya di Jakarta. Nyatanya bagi Danuwin, Bandung masih memiliki magis tersendiri dalam mendapatkan inspirasi-inspirasi yang nantinya juga akan tertuang lewat album Danuwin: The Story Rewind.
Dalam penggarapannya, Lord Aldi Taher menjadi eksekutif produser yang membantu dalam musikalitas dan aspek non teknis, apalagi Aldi paham kesibukan Danuwin sebagai pengajar di salah satu kampus di Surabaya. Kemudian Wido Setyasmoro memiliki peran yang sangat sentral dimana ia berperan sebagai produser sekaligus bertanggung jawab dalam mixing dan mastering.
Discussion about this post