Menurut mantan Kades Lapole dua periode itu, uang senilai Rp500 ribu itu bukanlah money politic ataupun serangan fajar, melainkan biaya operasional yang sengaja diberikan kepada para tim yang bekerja untuk membantu mensosialisasikan dirinya pada masyarakat sebelum pemilihan nanti.
Sebagai seorang yang pernah memimpin satu desa, ia mengaku wajib memberi contoh tauladan dalam mengedukasi masyarakat agar dalam memilih pemimpin itu yang betul-betul lahir dari nurani dan yang benar-benar dapat memperjuangkan aspirasi rakyat.
“Itu untuk biaya transportasi, makan dan minum tim-tim yang bantu saya. Apalagi sebesar Rp500 ribu per kepala. Bukan jumlah yang kecil itu. Kalaupun nanti saya ditetapkan sebagai salah satu cakades, saya tidak akan lakukan itu atau mau beli suara masyarakat. Saya yakin masyarakat Lapole orang-orang cerdas, mereka sudah tau mana orang yang layak dan tidak untuk ditunjuk jadi pemimpin,” ujar La Piara.
Sementara itu, Wa India (51), salah seorang tim sukses La Piara membenarkan jika uang Rp500 ribu itu diberikan sebagai dana penunjang operasional, makan dan minum dalam melakukan kerja-kerja mereka di lapangan.
“Kita dikasih uang untuk ongkos transpor dan makan-minum, bukan bagi-bagi uang di masyarakat,” kata Wa India dibalik telepon seluler.
Discussion about this post