Ketua PGRI Mubar itu sangat menyayangkan dan merasa kecewa jika sampai ada pihak yang menudingnya menyalahgunakan anggaran. Bahkan ironisnya, anggaran itu dituduhkan digunakan untuk pemilihan calon legislatif (Pilcaleg) 2019 lalu.
Lanjut Rahman, semasa menjabat sebagai Plt Kades Lasama, justru honor bagian dari hak dihibahkan untuk merampungkan pembangunan salah satu dari tiga mesjid yang ada di desa tersebut.
Rahman menjelaskan, pada pemberitaan tersebut dirinya juga dituding alergi bahkan bermusuhan dengan wartawan dan itu juga benar. Pasalnya sebagai mantan aktifis, wartawan baginya adalah mitra dan ia menyebut peran insan pers lah yang pernah membesarkan namanya saat masih bergelut di dunia aktifis di Kota Kendari.
“Masa sekarang saya mau tutup diri, siapapun wartawan selalu ajak ngobrol di rumah maupun di kantor, faktanya seperti sekarang saya selalu buka ruang. Jadi intinya semua tudingan yang mengarah ke saya itu tidak benar adanya,” timpal Rahman.
“Mereka menelpon saya berkali-kali dan mengirim pesan lewat WA tetapi tidak saya gubris. Iya benar, mereka saya blokir karena tidak jelas media dan wartawannya, jadi buat apa saya tanggapi. Dan setelah saya coba telusuri memang benar medianya tidak jelas begitu pula LSM nya,” sebutnya.
Atas tudingan ini, Rahman bakal membawa ke jalur hukum, sebab pasca pemberitaan tersebut betmunculan oknum-oknum yang menelpon dan mengatasnamakan sebagai pejabat tinggi Polres Muna. Ia menduga oknum-oknum itu punya niat terselubung terhadapnya.
“Biar kasus yang menimpa ipar saya yang menjabat di Plt Kades di desa lain dihubung-hubungkan dengan saya, padahal berbeda kecamatan dengan saya. Inikan sudah tidak benar,” imbuhnya.
Discussion about this post