PENASULTRA.ID, KENDARI – Kelangkaan minyak goreng hampir seluruh daerah di Indonesia yang terjadi saat ini tidak bisa dianggap sebagai fenomena biasa. Antrian panjang terjadi dimana-mana.
Langkanya minyak goreng sebagai salah satu kebutuhan rumah tangga, dan juga kebutuhan usaha masyarakat sudah sangat meresahkan, terutama menjelang bulan suci Ramadhan.
Menyikapi hal itu, Dewan Pimpinan Wilayah Partai Rakyat Adil Makmur (DPW Prima) Sulawesi Tenggara (Sultra) angkat bicara.
Ketua DPW Prima Sultra, Farida Paroto mengingatkan agar pemerintah tidak tinggal diam dan menganggap remeh persoalan itu.
Menurut dia, kelangkaan minyak goreng itu sangat ironis terjadi di negara merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia.
“Indonesia itu sejak 2006 sudah menyingkirkan posisi Malaysia sebagai negara produsen minyak sawit terbesar di dunia dengan produksi mencapai 43,5 juta ton dengan pertumbuhan rata-rata 3.61 persen per tahun,” kata Farida, Selasa 8 Februari 2022.
Bahkan, tambah Farida, kementerian mencatat luas perkebunan sawit di Indonesia mencapai 15,08 juta Hektare (Ha) 2021 dengan angka produksi sawit di Indonesia sebesar 49,7 juta ton pada tahun yang sama, naik 2,9 persen dari produksi 48.3 juta ton di tahun sebelumnya.
View this post on Instagram
Disisi lain, lanjutnya, Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) menyampaikan 12 perusahaan yang menjadi anggota asosiasi tersebut telah mendistribusikan sebanyak 320 ribu kilo liter atau setara 277 ribu metric ton minyak goreng ke ritel dan pasar tradisional sepanjang Februari 2022.
“Jumlah tersebut jelas melebihi kebutuhan konsumsi minyak goreng nasional dengan rata-rata mencapai 300-310 ribu kilo liter per bulan. Itu berdasarkan data GIMNI,” ucap dia.
Discussion about this post