Apresiasi juga datang dari masyarakat. Oktavianus Pusung menyampaikan bahwa semua elemen terlibat—tua, muda, laki-laki sampai perempuan.
“Ini kekuatan Woloan: gotong royong yang tak lekang oleh zaman,” ujarnya.
Jejak Sejarah yang Tak Terputus
Festival Wanua Woloan bukanlah tradisi yang lahir kemarin. Akar perayaannya telah ada sejak ratusan tahun lalu dalam bentuk upacara adat penghormatan leluhur. Namun, sejak 2019, komunitas budaya setempat memformalkan perayaan ini setiap 9 Agustus.
Tanggal tersebut dipilih bukan tanpa alasan. Angka “9” dianggap sakral dalam filosofi Minahasa, melambangkan kesempurnaan dan kesatuan. Momen ini pun bertepatan dengan rangkaian Tomohon International Flower Festival (TIFF), menjadikannya magnet budaya sekaligus pariwisata.
Bagi masyarakat Woloan, festival ini bukan sekadar panggung. Ia adalah “nafas” yang menghidupkan kembali kisah masa lalu, sejalan dengan tema “Merawat Akar, Menjaga Tradisi”, agar warisan leluhur tetap hidup di tengah perubahan zaman.
Penulis: Mercy
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post