Pastikan nasi bambu yang dibakar sesekali diputar-putar posisinya supaya beras di dalamnya menjadi nasi yang matang merata.
Untuk mengetahui Luluta sudah matang, dapat dilihat dari kulit luar bambu. Bila kulit bambu yang terkenal keras sudah terlihat sedikit hangus disengat bara api secara merata, berarti Luluta sudah matang.
Cepat tidaknya Luluta matang biasanya bergantung pada kekuatan bara api. Semakin membara bara apinya, maka akan semakin cepat matangnya.
“Proses pembuatannya memakan waktu kurang lebih satu jam,” ujar Maria.
Jika sudah matang, maka Luluta didiamkan sampai dingin kemudian bambunya dibelah dan keluarkan isinya dari dalam bambu. Setelah itu nasi bambu dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan dan disajikan di atas piring untuk segera disantap.

Makanan Pendamping Luluta
Sekilas makanan ini seperti lemang, namun lemang terbuat dari beras ketan sementara Luluta dibuat dari beras biasa ataupun beras merah. Luluta sangat cocok anda santap dengan berbagai makanan berkuah serta aneka seafood.
Fadia yang juga pembuat Luluta di Kelurahan Wanci, Kecamatan Wangi-Wangi Selatan mengatakan, Luluta cocok dimakan dengan berbagai jenis seafood.
“Luluta sangat cocok di makan dengan ikan cakalang yang dibakar, ikan goreng dan lainnya,” tutur Fadia.
Pemasaran Luluta
Para pembuat Luluta khususnya di wilayah Wangi-Wangi memasarkan nasi bakar di pasar tradisional dan area pelabuhan.
“Di pasar siang dan pasar malam Marina. Juga di pelabuhan karena kadang menjadi oleh-oleh bagi pengunjung yang ke Wakatobi,” beber Fadia.
Jadi, apakah Anda tertarik mencoba Luluta?.(Adv/*)
Penulis: Yeni Marinda
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post