PENASULTRAID, JAKARTA – PT Fortune Indonesia Tbk (FORU) optimistis menjalani tahun 2025 sebagai tahun pemulihan dan pertumbuhan, setelah melalui tahun 2024 yang penuh tantangan. Tahun 2024 menjadi fondasi transformasi strategis menuju era digital yang lebih kompetitif dan berkelanjutan.
Meskipun Perseroan mencatatkan kerugian komprehensif yang sifatnya minor, langkah investasi yang dilakukan pada teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI) diyakini akan membawa hasil positif dalam jangka panjang.
Direktur FORU, Hadi Pranggono menyatakan bahwa tahun 2024 merupakan periode investasi strategis mereka di bidang teknologi digital dan AI.
“Tahun 2024 kami jadikan sebagai titik awal transformasi yang akan membawa FORU ke arah pertumbuhan yang lebih sehat dan berkelanjutan. Meskipun ada tantangan finansial, langkah investasi yang kami ambil ini adalah bagian dari strategi jangka panjang yang menjanjikan,” jelas Hadi dalam keterangannya, Rabu 9 Juli 2025.
Sepanjang 2024, Perseroan menghadapi berbagai tantangan seperti penundaan dan restrukturisasi proyek oleh sejumlah klien, khususnya sektor FMCG, yang berdampak langsung pada penurunan pendapatan.
Meski demikian, margin laba kotor tetap stabil, menunjukkan efisiensi operasional yang solid.
Walaupun 2024 menghadirkan tantangan tersendiri dengan mencatatkan kerugian, FORU memandangnya sebagai bagian dari fase investasi strategis yang penting untuk memperkuat fondasi dan posisi Perseroan di pasar yang semakin kompetitif.
Dengan langkah-langkah strategis yang terus diperkuat, Perseroan optimistis pada 2025 akan menjadi tahun pemulihan dan akselerasi pertumbuhan yang lebih sehat dan efisien.
Secara finansial, FORU tetap mempertahankan fundamental yang sehat dengan rasio keuangan yang sangat baik. Current ratio mencapai 3,94 yang menunjukkan likuiditas kuat dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.
Selain itu, debt to equity ratio (DER) berada di angka rendah 0,35x, mencerminkan struktur pendanaan yang dominan berbasis ekuitas.
Dengan DAR yang hanya sebesar 0,26x menunjukkan bahwa hanya 26% dari total aset dibiayai oleh utang. Angka ini mencerminkan struktur permodalan yang sehat dan tingkat leverage yang tergolong rendah, sehingga risiko keuangan dapat dikendalikan dengan baik.
Discussion about this post