Dari penyampaian pasangan AMIN dalam berbagai dialog, konsisten atas tahapan penyusunan kebijakan melibatkan asosiasi (organisasi) sektor maritim di Kementerian/KL. Tentu, hal itu sangat dibutuhkan.
“Jadi kita perlu juga, agenda-agenda perubahan (restorasi) pada berbagai aspek seperti Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN), sistem land reform agraria maritim (pesisir) pada pulau-pulau kecil, terdalam dan terluar. Selain itu, perubahan sistem penegakan berantas IUUF melalui sistem multi rezim humanistik, peninjauan kembali ekspor pasir laut, ekspor benih lobster, ekspor corak ilegal, lingkungan ruang laut pesisir serta lainnya,” papar Rusdianto.
Senada dengan Rusdianto, Ketua Koalisi Forju AMIN (Forum Pejuang AMIN), Winston Herlanjaya menyatakan, kesiapan Gema Pelaut AMIN sangat matang, baik sebelum deklarasi dan setelahnya, sudah melakukan gerakan massif dalam memberi dukungan kepada Anies-Gus Imin.
“Terpenting juga, kesiapan menjadi bagian dari gerakan 1 juta saksi yang mengisi TPS-TPS seluruh Indonesia sehingga yakin berkontribusi aktif dalam pemenangan pasangan AMIN. Forju AMIN menargetkan suara dari Gema Pelaut AMIN sebanyak 5 juta suara,” tegas Winston.
Sementara, Prof. Kumba Digdowiseiso yang juga anggota Dewan Pakar Gema Pelaut AMIN dari Universitas Nasional (Unas) menyatakan, visi pasangan AMIN dipercaya bisa menumbuhkan ekonomi sektor kemaritiman yang selama ini hanya sekitar 2.5%, dibawah pertumbuhan ekonomi nasional. Sementara, jumlah penduduk miskin di wilayah pesisir Indonesia capai 17,74 juta jiwa.
Sebanyak 3,9 juta jiwa di antaranya masuk kategori miskin ekstrem. Karena itu, kedepan, harus bisa memberi kontribusi ekonomi kemaritiman untuk APBD sekitar 1.5% dan APBN sekitar 5%.
“Tentu, kedepan kami yang tergabung dalam Dewan Pakar Gema Pelaut AMIN menyarankan strategi Indonesia kedepan bisa sinkron dengan dokumen dan kebijakan penataan ruang bidang Kemaritiman di tingkat pusat dan daerah secara berkelanjutan yang terintegrasi dengan perencanaan pembangunan melalui mekanisme public hearing dengan seluruh stakeholders,” pungkasnya.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post