Setiap malam Jumat Legi di Desa Kantil, tembang Asmarandana mulai terdengar, maka dimulailah malam-malam penuh teror yang mencekam. Pintu-pintu mulai diketuk dan anak-anak kecil mulai hilang. Kepala anak-anak itu dipenggal untuk
dijadikan tumbal pesugihan.
Tidak berhenti sampai di situ, tubuh tanpa kepala milik anak-anak yang menjadi tumbal mulai bergentayangan, tak terima karena kepalanya hilang. Penduduk Desa Kantil percaya, Sukesih biang dari semua teror ini.
Sejak kepindahannya, desa mereka jadi mencekam. Apalagi setiap malam Jumat Legi, wanita itu selalu melantunkan tembang Asmarandana. Lagu cinta yang dia persembahkan bagi Darman, pujaan hatinya yang dia bunuh lantaran cintanya tak dibalas.
Karya dari Savariya 16 Bab dengan bergenre horor, sekaligus romance hingga thriller.
3. Post Meridiem
Sejak dirilis pada Maret 2019, karya dari Daniel Ahmad ini telah berhasil menarik lebih dari 107 ribu pembaca. Bercerita mengenai Desa Keruak yang berada di Nusa Tenggara Barat. Di desa itu, setiap pukul 6 sore, sirine dibunyikan. Mereka bersembunyi, dan tidak satu pun ada yang boleh keluar.
Ada satu aturan mutlak yang harus dipatuhi oleh warga, yakni, setelah sirene dibunyikan, tidak seorang pun boleh menyalakan lampu atau sumber cahaya apa pun. Warga tahu, ada sesuatu yang bersembunyi di dalam gelap.
Hal itu sudah jadi aturan selama bertahun-tahun, bahkan sebelum Keruak terjamah oleh pemerintah dan belum dilalui jalur listrik. Sudah banyak korban berjatuhan karena melanggar aturan.
Setiap dari korban, ditemukan tewas dalam kondisi yang aneh. Tulang, daging, semua organ dalam mereka lenyap. Mayat biasanya hanya berupa kulit dan rambut saja. Warga sadar, tidak selamanya mereka bisa hidup seperti itu.
4. Ante Meridiem
Masih dari penulis yang sama, Ante Meridiem yang memiliki jumlah 34 bab ini menceritakan ritual Roah Segare di Kampung Kelang. Para lelaki berkumpul di pinggir pantai.
Discussion about this post