Meski baru akan dibuka secara resmi pada Rabu 20 Agustus 2025 siang, antusiasme masyarakat menyambut salah satu warisan budaya dari Provinsi Riau ini telah terlihat mulai dari persiapan acara.
Sejak Selasa 19 Agustus 2025 siang, masyarakat berbondong-bondong memadati Tepian Narosa Sungai Kuantan. Makin sore, bahkan hingga menjelang matahari terbenam, masyarakat yang datang semakin banyak. Berpadu riuh dengan percikan dayung dari para peserta yang sedang berlatih memacu jalur (perahu panjang) untuk lomba hari ini.
Salah satunya Vella. Bersama rekan-rekannya, ia datang dari Kecamatan Denai, yang berjarak sekitar 15 menit dari Tepian Narosa. Menurutnya, Festival Pacu Jalur Tradisional memang selalu disambut dengan hati gembira oleh masyarakat termasuk dirinya.
“Harus dong (datang ke Pacu Jalur), kami mau lihat peserta uji gelanggang,” ujar Vella.
Ia bertambah senang karena Festival Pacu Jalur kini semakin dikenal bahkan mendunia. Mendorong banyak wisatawan untuk melihat langsung tradisi yang dalam beberapa waktu terakhir viral di sosial media.
Hal senada diutarakan Rilan Maulana Putra, peserta dari Desa Pulau Aro. Ia bangga event ini semakin dikenal publik di dunia.
Pacu Jalur telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat Kuantan Singingi selama berabad-abad. Dalam setiap perlombaan, perahu panjang yang disebut “jalur” dihiasi ukiran khas dan diisi 50-60 pendayung, dipimpin oleh anak coki, yaitu penari cilik yang menari lincah di ujung perahu sambil menjaga keseimbangan di tengah laju kencang perahu.
Sosok itu menjadi ikon Pacu Jalur yang kini viral di media sosial dan disebut-sebut sebagai bagian dari tren “aura farming” yang sedang tren.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post