Menjadi guru hebat itu adalah harapan semua pihak. Sebab guru yang hebat akan melahirkan murid yang berkualitas serta akan menjadikan peradaban suatu bangsa menjadi maju. Bahkan, hal itu sejalan dengan visi Indonesia emas 2045 yakni mewujudkan bangsa yang berdaulat, maju, adil, makmur.
Dengan salah satu pilarnya yakni pembangunan manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tentu semua itu dapat terwujud dengan hadirnya pendidik yang akan memberikan warna bagi kemajuan generasi yang kiranya akan menjadi aset bangsa di tahun 2045. Bukan hanya sekadar pemikirannya yang maju tapi tentu perilaku generasinya.
Tapi bagaimana jika pendidiknya justru nasibnya terabaikan, pengorbanannya tidak dianggap, keberadaanya disia-siakan. Mereka harus menanggung sendiri penderitaannya serta jiwa mereka terusik dengan berbagai ancaman pidana yang boleh jadi mereka temui ketika melaksanakan tugasnya.
Tentu itu akan sangat berisiko jika dibiarkan secara terus menerus. Sebab jika mau mewujudkan Indonesia emas maka yang harus dibenahi terlebih dahulu adalah perbaikan nasib dari para pendidik generasi emas.
Hargai jasanya, akui keberadaannya, perkuat fisik dan mentalnya, angkat harkat dan martabatnya, serta buat perlindungan agar guru dan yang berprofesi sebagai pendidik dapat aman dan nyaman menjalani tugasnya.
Karena tugas mendidik itu bukanlah tugas mudah, banyak problem yang harus dihadapi. Jika gurunya masih sibuk mencari penghasilan di luar karena harus mampu survive di tengah arus kehidupan yang semakin sulit apalagi sebagai tulung punggung keluarga mencari nafkah, maka jangan heran kalau kualitas pendidikan itu masih bermasalah dan cenderung tidak ada kenaikan signifikan dari aspek kualitasnya.
Pun begitu dengan mentalnya, jika tidak ada perlindungan pada guru dan mereka dalam tekanan ketika menjalani tugasnya. Merasa terancam ketika menghukum siswa dalam rangka mendisiplinkan maka jangan berharap karakter generasi itu baik-baik saja.
Kejahatan dalam ruang pendidikan itu akan tercipta manakala mental pendidik dan generasinya bermasalah, maka perbaikan mental itu sangat urgen. Pendidik yang punya mental bermasalah juga harus memperbaiki diri jangan menjadi beban yang pada akhirnya membahayakan bagi siswanya, begitupun siswa ketika mentalnya bermasalah maka harus dibenahi.
Jika teguran tidak mampu membuat baik, maka sentuhan fisik yang mendidik dalam rangka mendisiplinkan menjadi alternatif disaat seluruh cara lisan dan nasihat telah dilakukan.
Yang harus dipahami bahwa mental menjadi turun itu banyak hal, di antaranya beban kerja yang tinggi, tugas yang terlalu banyak, gaji yang minim sementara beban ekonomi semakin meningkat, tekanan dari atasan, problem keluarga, tayangan media yang kurang baik, lingkungan pertemanan yang bermasalah, dll.
Maka dari itu semuanya harus mampu diatasi supaya menjadi guru hebat yang mampu melahirkan generasi cerdas berkualitas. Harapannya, Indonesia 2045 menjadi ajang lahirnya bakat-bakat penting bagi kemajuan bangsa.
Tentu, tugas terpenting itu ada di tangan guru sebagai pendidik generasi yang bertugas mencerdaskan dan menjadikan bangsa ini gemilang di mata dunia karena output yang dihasilkan dari didikannya adalah orang-orang hebat yang mampu mengubah dunia.
Salam hari guru. Pendidik yang hebat lahir dari sistem yang berkualitas. Menjadi cerdas dan maju itu mudah tergantung siapa saja yang berperan di dalamnya dan apakah mau berkorban atau tidak, karena semuanya harus ada dukungan dari yang memiliki kekuatan yaitu negara agar semuanya dapat berubah menjadi lebih baik.(***)
Penulis adalah Guru dari Pomalaa – Kolaka, Sulawesi Tenggara
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post