“Dalam pelatihan ini, kami berbagi pengetahuan dan edukasi perancangan virtual laboratory utamanya dengan menggunakan simulasi PhET. Aplikasi ini dipilih karena simulasi interaktif PhET sangat menarik karena sangat asyik, mudah, dan menyenangkan,” ujarnya.
Luh Sukariasih menjelaskan virtual lab merupakan serangkaian alat-alat laboratorium yang berbentuk perangkat lunak (software) komputer berbasis multimedia interaktif, yang dioperasikan dengan komputer dan dapat mensimulasikan kegiatan di laboratorium seakan-akan pengguna berada pada laboratorium sebenarnya.
Pemda Konut Mediasi Sengketa Jalan Awila-Mowundo https://t.co/jylzd6JoDj
— Penasultra.id (@penasultra_id) September 18, 2021
Virtual lab, potensial untuk memberikan peningkatan secara signifikan dan pengalaman belajar yang lebih efektif. Pengembangan laboratorium virtual ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan belajar yang dialami oleh peserta didik dan mengatasi permasalahan biaya dalam pengadaan alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan kegiatan praktikum bagi sekolah-sekolah yang kurang mampu.
“Jadi di masa pandemi seperti sekarang, maka virtual lab memang terbaik untuk menggantikan lab yang biasa ada di sekolah, karena tidak ada interaksi fisik. Selain itu, khusus untuk guru IPA pada umumnya dan guru fisika khususnya, virtual lab ini memiliki beberapa keunggulan, salah satunya meningkatkan keamanan dan keselamatan, karena tidak berinteraksi dengan alat dan bahan kimia yang nyata,” katanya.
Sementara itu, Kasman, salah seorang guru yang mengikuti kegiatan tersebut mengatakan sangat tertarik dengan materi yang diajarkan.
Discussion about this post