Maxi single ini tidak hanya menjajarkan dua narasi sosial secara berdampingan, tetapi juga mengajak pendengar merenung—di antara nilai-nilai lama yang mulai luntur dan pola hidup modern yang serba instan, di mana posisi manusia modern Indonesia sebenarnya berdiri? Kemana tujuan perjalanan hidup mereka?
Perilisan single ini juga disambut hangat oleh tokoh musik seperti gitaris Sundancer, Om Robo. Robo menilai bahwa sentuhan post-punk baltik ala Motorama sudah mewakili atmosfer kota Malang yang dingin. Lagu-lagu Motorama menggunakan riff gitar senar tunggal atau melodi minimal, yang sering diulang dalam loop hipnotik.
Hal ini memberikan nuansa seperti mantra yang spiritual pada lagu-lagu mereka. Permainan gitar yang sarat reverb merupakan bagian inti dari ciri khas Motorama. Nada gitar mereka bersih, berdenting, dan bermandikan gema. Hal ini menciptakan suasana dreamy, hampir seperti coldwave, yang mendukung nada introspektif musik mereka.
Gaya vokal yang menjauh atau legato rendah memperkuat getaran dingin dan introspektif dalam lagu-lagu mereka, memberi mereka rasa pengendalian emosi dan kemuraman yang tak lekang waktu.
Maxi single ini dikerjakan dan diproduseri oleh Masurai sendiri di Haum Studio sejak 2023 dan masuk ke pasca produksi di 2025. Masurai pun sengaja jarang tampil sejak 2024 untuk menyelesaikan draft-draft lagu yang juga akan hadir di album mendatang.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post