Selama ini kesulitan membeli solar dengan harga yang ditetapkan pemerintah di SPBU karena belum memiliki kartu nelayan.
“Beberapa hari yang lalu saya baru urus kartu nelayan atau Kusuka agar bisa membeli solar di SPBU,” kata Ali B saat diwawancarai usai pulang melaut beberapa waktu lalu.
Ditempat yang berbeda, Hengki, nelayan Desa Mola Selatan juga mengeluhkan tingginya harga solar.
Ia mengaku, meskipun memiliki kartu nelayan tapi masih membeli solar dengan harga yang mahal di salah satu SPBU di Wangi-Wangi.
Hal tersebut membuatnya tidak mau lagi membeli BBM di SPBU.
“Satu kali saja saya beli di SPBU itu karna harganya tidak beda jauh dengan pengecer di kampung ini. Saya beli solar di sana 20 liter harganya Rp200 ribu. Sedangkan di pengecer Rp250 ribu. Kalau saya ke SPBU dengan ojek masih butuh uang Rp20-Rp30 ribu untuk ojek. Jadi saya beli saja di pengecer dekat sini,” ujar Hengki.
Discussion about this post