Ia mengaku, meskipun memiliki kartu nelayan tapi masih membeli solar dengan harga yang mahal di salah satu SPBU di Wangi-Wangi.
Hal tersebut membuatnya tidak mau lagi membeli BBM di SPBU.
“Satu kali saja saya beli di SPBU itu karna harganya tidak beda jauh dengan pengecer di kampung ini. Saya beli solar di sana 20 liter harganya Rp200 ribu. Sedangkan di pengecer Rp250 ribu. Kalau saya ke SPBU dengan ojek masih butuh uang Rp20-Rp30 ribu untuk ojek. Jadi saya beli saja di pengecer dekat sini,” ujar Hengki.
Tingginya harga solar yang dikeluhkan nelayan turut mendapat sorotan dari lembaga Kerukunan Keluarga Bajo (Kekar Bajo). Mereka mendatangi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Wakatobi untuk meminta agar pemerintah daerah dapat mengontrol harga BBM yang terlampau tinggi.
“Pemerintah wajib melihat hal ini sebagai persoalan serius. Nelayan maupun masyarakat umum sudah lama mengeluhkan hal ini, jadi kami harap solusi dari aparat dan Pemda,” Ketua Kekar Bajo, Musliadi memungkas.
Penulis: Deni La Ode Bono
Editor: Yeni Marinda
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post