“Karena saya pakainya tidak dilem. Ini semua diikat pakai tasi. Jadi disimpan di mesin cuci mau diapa tetap awet. Penitinya saya sortir, tidak sembarang pakai. Hanya yang tajam yang saya pakai. Harganya Rp5 ribu per biji,” Hasriyani menambahkan.
Ia mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau pernah mempercayakan dirinya membuat tas souvenir dari bahan tikar tanda untuk tamu yang menghadiri festival Keraton Asean yang digelar di Kota Baubau. Kala itu, Hasriyani membuat 200 buah tas souvenir dengan harga Rp100 ribu per pcs. Meski dirinya sempat berhenti, pelanggan tetapnya masih menggunakan aksesoris tenunan buatannya.
Penulis: Yeni Marinda
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post