Menurutnya, bekerja di luar negeri bukan hanya menghasilkan devisa negara, tetapi juga menciptakan generasi yang lebih mandiri, berkarakter, dan siap berkontribusi bagi masyarakat.
Ia menekankan bahwa pendapatan devisa dari pekerja migran saat ini menjadi penyumbang terbesar kedua bagi negara setelah sektor migas.
Dalam sesi motivasinya, Hugua menyampaikan empat hal utama yang dapat dibentuk melalui pengalaman bekerja di luar negeri.
Pertama, visi yang lebih jelas, karena pergaulan global memberikan cara pandang yang lebih realistis dan luas. Kedua, keterampilan nyata (skill) yang dapat diterapkan sepulangnya ke Indonesia untuk membuka lapangan usaha.
Ketiga, perilaku dan etika kerja yang berkembang, terutama dari negara-negara dengan budaya disiplin tinggi seperti Jepang. Keempat, karakter mandiri dan berdaya, yaitu karakter yang memberi, membangun, memuliakan, dan mengangkat orang lain.
Hugua menegaskan bahwa bagi calon pekerja migran, penguasaan bahasa asing adalah syarat mutlak.
“Kuasai bahasa Inggris dan kuasai juga bahasa negara tujuan. Kalau ke Jepang, ya harus kuasai bahasa Jepang,” tegasnya.
Olehnya itu, Hugua mengajak kepada para peserta agar mempersiapkan diri sebaik mungkin sebagai calon pekerja migran.
“Bekerja di luar negeri memberi saya visi, arah pandang, dan kemampuan menentukan jalan sukses saya sendiri. Bagi saya, itu pengalaman yang membentuk karakter,” katanya.
Dengan berbagai kesempatan yang ditawarkan, Hugua berharap generasi muda Sulawesi Tenggara semakin percaya diri dan bersiap menghadapi peluang global demi masa depan yang lebih sejahtera.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:


Discussion about this post