“Dengan permulaan yang baik ini, kami juga berharap universitas di sekitar Aceh akan turut berpartisipasi dalam memberikan lebih banyak kuota sehingga bisa menampung lebih banyak mahasiswa Palestina untuk meneruskan pendidikannya,” kata Dr Safrizal yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala.
Sementara itu, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengapresiasi inisiatif IDI Wilayah Aceh dan Universitas Syiah Kuala ini.
“Kami berharap program ini dapat dikembangkan juga oleh IDI wilayah lainnya bekerjasama dengan Universitas setempat untuk memberikan beasiswa bagi mahasiswa asal Palestina sehingga bisa menyelesaikan pendidikannya dengan baik. Program beasiswa Universitas Syiah Kuala dan IDI Wilayah Aceh kepada mahasiswa Palestina merupakan upaya nyata untuk memberikan kesempatan pendidikan bagi generasi muda Palestina,” kata Ketua Umum PB IDI, DR Moh. Adib Khumaidi.
Melalui penandatanganan perjanjian kerja sama pendidikan ini, diharapkan Universitas Syiah Kuala sudah bisa memperoleh nama para calon mahasiswa dari Palestina setidaknya hingga akhir Februari 2024, sehingga para mahasiswa bisa dipersiapkan untuk mulai proses belajar pada April 2024.
Pihak Universitas Syiah Kuala juga menyiapkan kursus bahasa Indonesia sebelum tahun ajaran baru dimulai sehingga memudahkan para mahasiswa Palestina beradaptasi dengan lingkungan di Indonesia.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post