<strong>PENASULTRA.ID, KENDARI -</strong> Sejumlah kalangan masyarakat luas ikut memberikan tanggapan atas mencuatnya dugaan pelanggaran hukum yang dilakukan lembaga filantropi ACT. Meski lembaga itu telah mendapat kritikan, namun iklan di platform media sosial mereka terus berlanjut. Kasus itu dimulai dari investigasi oleh media Tempo yang menuding adanya bagi-bagi kekayaan oleh pimpinan ACT. Bahkan belakangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) ikut bicara adanya dugaan aliran dana dari ACT ikut mengalir mendukung kegiatan terorisme. Ketua PW GP Ansor Sulawesi Tenggara (Sultra), Pendais Haq meminta PPATK buka-bukaan soal dugaan itu, jangan sampai menjadi bola liar. "PPATK jangan lepas bola liar, buka saja ke publik apa dan bagaimana data yang ada," kata Pendais, Rabu 6 Juli 2022. "Ini bisa memberi citra buruk kepada lembaga filantropi yang begitu banyak di Indonesia," tambah Dais sapaan akrab Pendais Haq. Dais menyebut, warga dengan rela atas dorongan kesalehan dan keikhlasan mendonasikan sebagian hartanya melalui ACT, lalu malah seperti itu. Meski itu baru dugaan, tetapi ini bukan hanya merusak lembaga saja namun memberi kesan tidak baik bagi umat Islam itu sendiri. "Sebaiknya jika ingin memberikan donasi prioritaskan kaum mustdhaifin terdekat. Masih banyak di sekeliling kita yang susah makan, rumah reok, tidak bisa memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan," ungkap Dais. Ia berharap, jika ingin menyalurkan donasi pada sebuah lembaga sebaiknya cari lembaga-lembaga donasi yang lebih kredibel dan terpercaya. Karena dana umat itu sebetulnya dana Tuhan yang pasti akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT. Dais menyoroti, iklan ACT masih beredar di platform media sosial. Harusnya itu dihentikan dulu sampai masalah selesai. "Dengan tetap beriklan, rasanya ACT tidak menghargai perasaan warga Indonesia yang lagi marah dan prihatin," ujar dia. Hentikan penayangan iklan itu. Jangan permainkan perasaan warga," tandas Dais. <strong>Editor: Basisa</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/lA_GXcG7E3k
Discussion about this post