Teknologi PATH sangat sederhana karena digerakkan tanpa menggunakan sumber energi listrik atau bahan bakar lainnya, sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengoperasikannya.
Penerapan teknologi PATH telah dilaksanakan dan diterima dengan baik di Temanggung, Magelang, dan Pacitan, Humbang Hasundutan (Humbahas), Bendungan Sekampung, dan Bendungan Pidekso.
Sejalan dengan pengembangan riset dan teknologi di bidang sumber daya air, Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Mego Pinandito mengatakan, pihaknya telah membuat beberapa skema untuk mengajak kolaborasi dan kerja sama negara-negara maju dan berkembang dalam agenda World Water Forum ke-10.
Salah satunya adalah bagaimana menangani perubahan iklim terkait pengelolaan sumber daya air melalui program riset skala internasional.
“Kami melihat bahwa peran riset dan inovasi menjadi penting untuk mencari solusi mengatasi krisis air di dunia. Kita tak bisa pungkiri, perubahan iklim menimbulkan efek yang sangat besar bagi pembangunan dan keamanan manusia,” ujar Mego.
Dalam World Water Forum ke-10, BRIN juga akan memperkenalkan berbagai riset teknologi terkait dengan sumber daya air.
Beberapa di antaranya Rumah Program Purwarupa di bidang teknologi pemantauan kebencanaan hidrometeorologi dan iklim, pengembangan sistem cerdas untuk peringatan dini banjir di DAS Bekasi, bernama SIAGA (Sistem Informasi Monitoring Tinggi Muka Air Sungai dan Gejala Alam).
Discussion about this post