Sapta Nirwandar menyebut, di tengah pandemi tentu ada sektor yang mendapatkan tantangan lebih berat, seperti sektor pariwisata. Tapi ada juga yang terdampak relatif ringan seperti sektor makanan dan minuman, bahkan cenderung stabil. Sementara sektor teknologi dan farmasi mengalami pertumbuhan pesat.
“Indonesia mempunyai peluang besar untuk mengakselerasi produk dan jasa halal. Tidak saja untuk kebutuhan dalam negeri, tetapi juga mempunyai peluang untuk go-ekspor,” tutur mantan Wakil Menteri Pariwisata Republik Indonesia ini.
Lebih jauh ia menjelaskan, SGIER 2020/2021 mencatat, pada 2019 tingkat pertumbuhan belanja muslim mencapai 3,2 persen (year on year) dengan nilai sekitar 2,02 miliar dolar AS. Sementara aset keuangan syariah dunia juga mengalami pertumbuhan tinggi, asetnya kini mencapai 2,88 triliun dolar AS. Di tengah pandemi Covid-19 akan mengalami penurunan belanja muslim global sebesar 8 persen. Namun, pengeluaran ekonomi halal akan kembali tumbuh di akhir 2021, kecuali sektor pariwisata.
“Pandemi Covid-19 telah mencatat banyak perkembangan penting dalam ekonomi islami, antara lain terjadinya percepatan transformasi digital, disrupsi rantai pasok global, dan naiknya fokus pemerintah pada investasi yang berkaitan dengan keamanan pangan,” ulasnya.
Masih kata Sapta, ekonomi islami global terus bertumpu pada delapan pendorong kunci, termasuk jumlah penduduk muslim yang besar dan bertumbuh, naiknya ketaatan pada nilai-nilai etis islami yang mempengaruhi konsumsi, dan sejumlah strategi nasional ditujukan pada pengembangan produk dan layanan jasa halal.
Beberapa strategi ekonomi Islami nasional Indonesia yang paling menonjol aalah Undang Undang Jaminan Produk Halal (UU JPH). Di samping itu, industri halal terus mengembangkan dirinya melalui pembangunan ekosistem yang komprehensif menuju Indonesia menjadi produsen produk halal dunia.
“Ini sejalan dengan tekad dan kebijakan pemerintah Indonesia menetapkan pada 2024 akan menjadi pusat produsen produk halal dunia,” pungkas Sapta Nirwandar.
Editor: Basisa
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post