PENASULTRAID, KENDARI – Pada peringatan Hari Anak Nasional (HAN) tahun 2025 tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) yang digelar di Kota Kendari pada Selasa 19 Agustus 2025, Sekda Sultra Asrun Lio mewakili sekaligus menyampaikan pesan dan sambutan Gubernur, Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka atau ASR.
Kegiatan ini turut dihadiri, Ketua Tim Penggerak PKK yang juga Bunda PAUD dan Bunda Literasi Sultra, Arinta Nila Hapsari Andi Sumangerukka.
“Mengawali sambutan ini, Bapak Gubernur Sulawesi Tenggara dan sebagai orang tua menyampaikan pesan selamat Hari Anak Nasional Tahun 2025, kepada seluruh anak-anak di Provinsi Sultra. Semoga melalui peringatan ini, anak-anakku dapat lebih rajin untuk beribadah, belajar, berolahraga, lebih berbakti kepada kedua orang tua, hormat pada guru, dan menjadi generasi penerus untuk melanjutkan cita-cita bangsa,” ucap Sekda Asrun menyampaikan pesan Gubernur Sultra.
ASR menyebut bahwa tema HAN tahun ini adalah “Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045”, bukan sekadar slogan, tetapi mencerminkan semangat untuk membentuk anak-anak Indonesia yang sehat, cerdas, dan juga memiliki jiwa kebersamaan dalam keberagaman.
Dia mengatakan, tema ini juga merupakan refleksi harapan besar kepada anak-anak Indonesia sebagai generasi penerus yang akan memimpin dan membentuk wajah bangsa di masa depan. Anak bukan hanya penerima manfaat, melainkan juga aktor utama dalam peradaban bangsa.
“Anak-anak adalah tunas bangsa dan aset strategis yang harus dilindungi dan diberdayakan. Mereka punya hak untuk hidup, tumbuh, berkembang, berpartisipasi dan dilindungi dari segala bentuk kekerasan. Mereka adalah calon pemimpin yang kita harapkan unggul, berkarakter kuat, peduli sosial, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya,” ucap Gubernur ASR melalui Sekda Sultra.
Dia menyampaikan, dalam pembangunan anak-anak Indonesia di era modernisasi dan globalisasi dewasa ini, Indonesia diperhadapkan pada berbagai tantangan yang besar dan semakin kompleks, seperti persoalan stunting, penyalahgunaan narkoba, penggunaan gadget yang tidak tepat, tindak kekerasan dan eksploitasi anak.
Kemudian, tawuran antara pelajar, serta masuknya budaya asing yang beberapa di antaranya bertentangan dengan nilai Pancasila seperti pornografi dan pergaulan bebas, yang berdampak pada tumbuh kembang, sikap dan perilaku generasi muda.
“Oleh karena itu, selama beberapa tahun terakhir dalam kaitan dengan pembangunan anak-anak Indonesia, pemerintah melaksanakan dua agenda utama, yaitu perlindungan atau protection dan pemberdayaan atau empowerment bagi anak-anak kita. Disinilah pentingnya peran orang tua dan keluarga dalam hal perlindungan anak, kita berkewajiban untuk memenuhi asupan gizi dan menjaga serta melindungi anak-anak kita dari berbagai bentuk kejahatan, kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi,” paparnya.
Disamping itu, kata ASR lagi, pihaknya terus berupaya agar anak-anak tidak diterlantarkan dan tidak mendapatkan sanksi hukuman yang tidak adil dan tidak tepat ketika mengalami persoalan hukum.
“Kita juga harus melindungi mereka dari pergaulan yang tidak baik. Terkait pemberdayaan anak dalam arti luas adalah pemberian pendidikan dan pengembangan kepada anak-anak kita, sehingga dibutuhkan komunikasi dan empati terhadap bakat, minat dan cita-cita anak. Sebagai orang tua, kita harus memahami bahwa anak-anaknya adalah investasi masa depan,” pesannya.
ASR mengingatkan melalui ungkapan pepatah bijak bahwa ”semua bunga hari esok adalah benih-benih hari ini”. Indahnya bunga-bunga Indonesia masa depan sangat tergantung kepada bagaimana bersama menyiapkan bibit-bibit unggulnya saat ini.
Dia mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi Sultra terus mendorong pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak, antara lain:
Discussion about this post