PENASULTRA.ID, KENDARI – Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat inflasi Sultra di tahun 2022 sebesar 7,39 persen. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya (2021) yang sebesar 2,39 persen.
Sultra menjadi provinsi kedua yang realisasi inflasinya tertinggi setelah Sumatera Barat.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Sultra, Adik Afrinaldi mengatakan, inflasi tahunan ini diantaranya dipicu oleh peningkatan tarif angkutan udara, bensin, bahan bakar rumah tangga, angkutan dalam kota, rokok kretek filter dan beras seiring dengan peningkatan permintaan.
“Disisi lain kondisi cuaca yang kurang baik mendorong penurunan pasokan beberapa komoditas ikan dan hortikultura yang rentan seperti tomat,” kata Adik dalam acara bincang-bincang media (BBM) di salah satu restoran di Kendari, Selasa 31 Januari 2023.
Menurutnya, ada berbagai upaya yang dilakukan untuk mengendalikan inflasi di Sultra selama 2022. Mulai dari strategi memperkuat implementasi 4K, yakni menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif.
Kemudian pengembangan komoditas strategis seperti telur ayam ras dan bawang merah.
Lalu perluasan implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang diwujudkan lewat gerakan tanam cabai kendalikan inflasi (Tabe Di) serta program pengembangan kebun pekarangan (P2KP), kampung hortikultura dan lainnya.
“Selain itu kita juga rutin mengadakan pasar murah yang bekerja sama dengan pemda dan Bulog,” ujar Adik.
Discussion about this post