Kehilangan
Wartawan senior yang merasa kehilangan dan turut mendoakan itu antara lain Ilham Bintang (Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat), Marah Sakti Siregar, Mahmud Marhaba, Eko Pamuji, Rony Simon, Suprapto, AR Loebis, Hermansyah, Datiz van Datu, Gunawan Setiadi, Mohammad Nasir dan Karim Paputungan.
Ghofur menuturkan, ketika masih bekerja dengan Bang Dullah, saat itu bertepatan dengan pemekaran dan pembentukan Provinsi Gorontalo.
Bang Dullah berperan dalam pembentukan opini publik, terutama agar maksud awal dibentuknya Provinsi Gorontalo mendapatkan dukungan masyarakat luas. Apalagi pemekaran itu mendapat hambatan, bukan saja dari kelompok masyarakat yang tidak setuju, tapi juga beberapa tokoh daerah di pusat ikut-ikut menentang.
Sebagai peliput di DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) Ghofur memiliki akses dengan Komisi II yang membidangi Pemerintah Dalam Negeri. Atas pesan Bang Dullah, dia berhasil mempertemukannya dengan HM La Ode Djeni Hasmar. La Ode sebagai koordinator pemekaran daerah seluruh Indonesia.
Pertemuan berlangsung baik, bahkan ditindaklanjuti dengan seminar dan dialog publik. Gaung bersambut. Puncaknya DPR menyetujui Gorontalo sebagai provinsi baru. Terpilih sebagai gubernur adalah Fadel Muhammad.
Bang Dullah belakangan menerbitkan dan memimpin koran Limbato Expres.
“Saya dalam kapasitas sebagai Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pernah berkunjung ke Gorontalo,” kata Ghofur.
Discussion about this post