Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Muhammad Neil El Himam menyebut, program literasi dan kompetisi film pendek Save Our Socmed merupakan media yang tepat untuk semakin mengeksplorasi potensi ekonomi kreatif oleh generasi muda di Indonesia.
“Tidak hanya itu, kompetisi ini berhasil menjadi wadah edukasi agar anak muda bisa menyikapi gejala sosial yang terjadi di sekitarnya. Mereka menuangkan hasil pembelajaran itu melalui karya yang positif dan kreatif. Generasi muda harus ambil bagian dalam memajukan pengembangan ekonomi kreatif berbasis kekayaan intelektual,” tuturnya.
Para peserta telah mendapatkan pelatihan mengenai tata cara pembuatan film dan dampak negatif flex culture dari Badan Perfilman Indonesia yang diadakan di sepuluh kota di Indonesia yaitu di Jakarta, Bogor, Bandung, Surabaya, Solo, Palembang, Medan, Mataram, Makassar, hingga Balikpapan.
Setelah itu, peserta menuangkan ide kreatifnya dalam film pendek berdurasi 10 menit untuk diikutsertakan dalam lomba.
Direktur CGV, Haryani Suwirman, menyampaikan, pihaknya sangat berterima kasih kepada para peserta yang sudah mengikuti program ini.
“Kami melihat banyak sekali bakat-bakat dan ide kreatif anak muda yang potensial di Indonesia. Semoga dengan adanya program yang positif ini bisa menjadi penyemangat untuk generasi muda agar tidak menyerah dalam menggapai mimpi dan cita-cita, sekaligus menggali potensi diri dalam memajukan dunia perfilman tanah air,” ujarnya.
Pemenang pertama kompetisi S.O.S kali ini diraih oleh tim ActFilm dengan judul film Bayangan. Juara II didapatkan oleh tim Unlimitale dengan judul film An Xin. Juara III diperoleh oleh tim Ruang Tengah Media dengan judul film FOMO.
Discussion about this post