• Kode Etik Jurnalistik
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Profil
  • Redaksi
  • Perlindungan Wartawan
  • Pedoman Hak Jawab
Penasultra.id
No Result
View All Result
  • Home
  • Sulawesi Tenggara
    • MetroKendari
    • Daratan Sultra
      • Bombana
      • Kolaka
      • Koltim
      • Kolut
      • Konawe
      • Konsel
      • Konut
    • Sultra Kepulauan
      • Konkep
      • Baubau
      • Buton
      • Buteng
      • Butur
      • Busel
      • Mubar
      • Muna
      • Wakatobi
  • Gaya Hidup
    • PenaEntertain
    • PenaHealth
    • PenaKuliner
    • PenaOto
    • PenaTekno
    • PenaDestinasi
  • Style Pena
    • FigurPena
    • LayarPena
    • LensaPena
    • PenaPembaca
  • News Room
    • PenaNusantara
    • PenaEkobis
    • PenaHukrim
    • PenaSport
    • PenaEdukasi
    • PenaPolitik
    • PenaCelebes
    • PenaMancanegara
  • Advetorial
  • Link Corner
    • Dewan Pers
    • Persatuan Wartawan Indonesia
    • Serikat Media Siber Indonesia
    • Siberindo.co
    • Metro Kendari
    • Dinamika Sultra
    • Trias Politika
    • Topik Sultra
No Result
View All Result
  • Home
  • Sulawesi Tenggara
    • MetroKendari
    • Daratan Sultra
      • Bombana
      • Kolaka
      • Koltim
      • Kolut
      • Konawe
      • Konsel
      • Konut
    • Sultra Kepulauan
      • Konkep
      • Baubau
      • Buton
      • Buteng
      • Butur
      • Busel
      • Mubar
      • Muna
      • Wakatobi
  • Gaya Hidup
    • PenaEntertain
    • PenaHealth
    • PenaKuliner
    • PenaOto
    • PenaTekno
    • PenaDestinasi
  • Style Pena
    • FigurPena
    • LayarPena
    • LensaPena
    • PenaPembaca
  • News Room
    • PenaNusantara
    • PenaEkobis
    • PenaHukrim
    • PenaSport
    • PenaEdukasi
    • PenaPolitik
    • PenaCelebes
    • PenaMancanegara
  • Advetorial
  • Link Corner
    • Dewan Pers
    • Persatuan Wartawan Indonesia
    • Serikat Media Siber Indonesia
    • Siberindo.co
    • Metro Kendari
    • Dinamika Sultra
    • Trias Politika
    • Topik Sultra
No Result
View All Result
Penasultra.id
No Result
View All Result
Home PenaPembaca

Ancaman Krisis Pangan, Buah Liberalisasi Sektor Pertanian

Redaksi Penasultra.id by Redaksi Penasultra.id
6 November 2022
in PenaPembaca
0
Ilustrasi krisis pangan. Foto: borobudurnews.com

Ilustrasi krisis pangan. Foto: borobudurnews.com

4
SHARES
37
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappLine

Oleh: Khaziyah Naflah

Menghadapi ancaman krisis pangan global, Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal (Purn) Moeldoko meminta dan mengharapkan pengurus HKTI Provinsi Sulawesi Tenggara dapat menjembatani petani untuk mengembangkan tanaman Sorgum.

Ketua Umum HKTI sekaligus Kepala Staf Kepresidenan menegaskan hal tersebut saat berkunjung dan bertatap muka dengan pengurus HKTI Sultra di Sekretariat HKTI Sultra Komplek Perumahan Citra Land Kendari pada Rabu (19 Oktober 2022), kemarin.

Moeldoko mengatakan bahwa Sorgum merupakan salah satu sumber pangan baru. Sehingga dalam menghadapi krisis dan ancaman pangan global komoditi ini bisa dikembangkan, apalagi sangat cocok dengan kondisi iklim di Sultra (sultrakini, 20/10/2022).

BacaJuga

Jangan Lengah Mempertahankan Geopark Kaldera Toba

Dispensasi Nikah Marak, Bukti Generasi Terancam Free Sex?

Ekspedisi Geopark Kaldera Toba, Pers Turut Menjaga Warisan Dunia

Indonesia Negara Agraris

Indonesia terkenal di seluruh dunia sebagai negara agraris, karena sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. Lahan pertanian yang luas serta sumber daya alam yang melimpah merupakan anugrah dari Sang Maha Kuasa kepada negeri ini. Hasil pertaniannya pun bermacam-macam, mulai dari padi, kentang, sayur-sayuran hingga buah-buahan.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan pada periode Januari sampai April 2022 mendatang, produksi padi Januari–April 2022 diperkirakan naik 7,7 persen atau setara 14,63 juta ton bila dibandingkan periode yang sama pada 2021 lalu sebesar 13,58 juta ton.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan bahwa semua perhitungan tersebut dilakukan dengan metode kerangka sample area (KSA), dimana pengamatannya sudah memakai teknologi sistem informasi geografi (SIG). Kenaikan produksi padi tidak bisa dilepaskan dari kenaikan potensi luas panen. Pada Januari sampai April 2022, luas panen berpotensi mencapai 4,81 juta hektare (republika.co.id, 02/03/2022).

Dari data di atas nampak jelas jika negeri ini memiliki kekayaan alam yang melimpah, bahkan Indonesia menempati posisi negara ketiga penghasil beras terbanyak di dunia. Namun, faktanya negeri ini masih mengalami krisis pangan dan tidak terus tertinggal dengan negeri-negeri lainnya.

Liberalisasi Pertanian

Tak dipungkiri jika krisis pangan yang mengintai negeri ini akibat sengkarutnya pengaturan dalam sistem ekonomi kapitalisme. Sistem yang berdasar pada materi ini membuat para pemilik modal/kapital memiliki kekuasaan untuk mengendalikan laju perekonomian yang berdasar pada konsep pasar bebas.

Akibatnya, negeri Indonesia tidak mampu berdaulat sendiri, dimana dia harus terikat dengan berbagai kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh para pemilik modal yang membuat negeri Pertiwi harus rela menjadi salah satu pengimpor beras terbesar di dunia.

Karena ketidakberdayaan produk pertanian Indonesia bersaing dikancah global akibat ketidaksesuaian mutu produk kita dengan standar mutu yang telah ditetapkan oleh mereka. Sehingga membuat produk kita ditolak oleh negara-negara Eropa dan Amerika sebagai negara Adidaya.

Selain itu, keterikatan Indonesia dengan perjanjian pertanian (Agreement on Agriculture) World Trade Organization sejak 1995 lalu. Perjanjian ini adalah perjanjian yang mengikat secara hukum dan harus ditaati oleh negara yang mengikutinya dan Indonesia termasuk salah satu negeri yang menjadi anggotanya.

Dengan mengikutinya, Indonesia berkewajiban untuk pertama, mengurangi dukungan domestik. Dukungan domestik ini merupakan salah saru bantuan pemerintah kepada para petani berupa subsidi pupuk, bibit dan lainnya. Namun, dengan adanya perjanjian ini maka artinya, lambat-laun pemerintah akan mengurangi bantunya berupa berbagai subsidi kepada para petani sampai akhirnya akan dihapuskan.

Kedua, mengurangi subsidi ekspor. Dengan ini maka pemerintah akan berlepas tangung jawab terhadap pendistribusian hasil panen, dengan kata lain, para petani harus berjuang sendiri untuk melawan para pemain-pemain besar pemasar produk pertanian. Yang akhirnya membuat petani akan kembali terseok-seok jika panen melimpah namun harga kian anjlok.

Ketiga, perluasan akses pasar yang dimaknakan sebagai penghapusan seluruh halangan impor dan dikonversi dalam bentuk tarif. Tarif ini nantinya akan dikurangi sebesar 36 persen bagi negara maju, sementara bagi negara berkembang, tarif impor akan dikurangi 24 persen dalam jangka waktu 10 tahun dan pengurangan minimum 10 persen.

Selain itu juga dengan adanya kebijakan pemerintah yang mengusung liberalisasi di sektor pangan dan lebih banyak memihak pada pemilik modal. Seperti halnya pembukaan kran impor pangan seluas-luasnya di tengah panen raya. Bahkan, impor pangan ini menjadi salah satu solusi sumber penyediaan cadangan pangan dan mewujudkan ketersediaan pangan di negeri pertiwi.

Padahal ketergantungan pangan kepada asing melalui impor, baik itu pangan pokok atau pangan strategis, maka sama saja negeri ini menggadaikan stabilitasnya kepada asing. Bahkan pada titik tertentu, ketergantungan itu bisa dimanfaatkan oleh barat sebagai alat politik untuk mewujudkan tujuan-tujuan pihak asing bahkan hingga untuk merubah sistem di suatu negara. Sehingga, negara ini akan kehilangan kedaulatannya.

Miris, negeri yang subur makmur “gemah ripah lor jinawi” dengan sebutan negeri agraris, namun kualitas hidup petani sempit semakin menurun, miskin, dan terpinggirkan. Ini sebagai dampak liberalisasi pertanian. Akibatnya, Migrasi tenaga kerja usia produktif di sektor pertanian tidak terelakkan dan saat ini tanggung jawab pemerintah untuk memenuhi hak atas pangan petani sangat minim, bahkan hampir tidak ada.

Di sisi lain, ketergantungan petani terhadap bahan baku produksi, seperti benih, pupuk, dan obat- obatan juga semakin kuat yang semua itu jelas akan menguntungkan para pemilik modal. Maka tak heran jika negeri ini akan mengalami krisis pangan. Ditambah lagi dengan sengkarutnya distribusi pangan yang hanya berputar pada sekelompok masyarakat saja, akibat dari melambungnya harga pangan yang sulit dijangkau oleh sebagian masyarakat pelosok desa.

Page 1 of 2
12Next
Tags: Khaziyah NaflahKrisis PanganLiberalisasiSektor PertanianSuara Pembaca
Share2Tweet1SendShare
Previous Post

Afghanistan Belajar Manajemen Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia

Next Post

IOH dan CGV Umumkan Pemenang Kompetisi Film Pendek S.O.S

RelatedPosts

Danau Toba. Foto: Ist
PenaPembaca

Jangan Lengah Mempertahankan Geopark Kaldera Toba

4 Februari 2023
Ilustrasi nikah. Foto: beritabojonegoro.com
PenaPembaca

Dispensasi Nikah Marak, Bukti Generasi Terancam Free Sex?

2 Februari 2023
Danau Toba. Foto: Ist
PenaPembaca

Ekspedisi Geopark Kaldera Toba, Pers Turut Menjaga Warisan Dunia

1 Februari 2023
Awaluddin AK. Foto: Ist
PenaPembaca

Refleksi Empiris; Dari Rekomendasi PSU sampai Tuntutan JPU

1 Februari 2023
Rindhy. Foto: Ist
PenaPembaca

Naiknya Biaya Haji, Bentuk Kapitalisasi Ibadah?

30 Januari 2023
Ilustrasi hamil duluan. Foto: Ist
PenaPembaca

Fenomena Hamil Dahulu, Menikah Kemudian

18 Januari 2023
Ilustrasi tragedi Malari. Foto: bugiswarta
PenaPembaca

Jokowi, Hariman dan Malari

16 Januari 2023
Ilustrasi tes CAT. Foto: Ist
PenaPembaca

Tes CAT, Terminologi Kualitas Badan Ad Hoc Penyelenggara Pemilu

14 Januari 2023
Ilustrasi aksi copet. Foto: Ist
PenaPembaca

Cerita Jambret dan Copet di Tanah Suci

14 Januari 2023
Ilustrasi. Foto: Ist
PenaPembaca

Politik Transaksional adalah Kejahatan Berdemokrasi

13 Januari 2023
Load More
Next Post
Bersama para pemenang Kompetisi Film Pendek Save Our Socmed (S.O.S) saat pengumuman yang diadakan di Jakarta. Foto: dok IOH

IOH dan CGV Umumkan Pemenang Kompetisi Film Pendek S.O.S

Discussion about this post

PenaEkobis

Miliki Mobil Impian Nyicil Rasa Tunai di Event Kalla Toyota Puppet Show Kendari
PenaEkobis

Miliki Mobil Impian Nyicil Rasa Tunai di Event Kalla Toyota Puppet Show Kendari

by Redaksi Penasultra.id
3 Februari 2023
0

PENASULTRA.ID, KENDARI - Kalla Toyota mengadakan pameran otomotif terbesar dengan mengusung tema Kalla Toyota Puppet Show. Pameran yang bekerja sama...

Read more
Telkomsel Hadrikan Layanan MyGraPARI di Sulawesi

Telkomsel Hadirkan Layanan MyGraPARI di Sultra

2 Februari 2023
Peduli Sesama, Bank Sultra Kembali Selurkan Dana CSR Kepada Masyarakat

Peduli Sesama, Bank Sultra Kembali Salurkan CSR Kepada Masyarakat

1 Februari 2023
Ini Upaya BI Kendalikan Inflasi di Sultra

Ini Upaya BI Kendalikan Inflasi di Sultra

31 Januari 2023
Jam tangan yang kini menjadi barang mewah. Foto: voilà.id

Jam Tangan Jadi Objek Investasi Ditengah Isu Resesi 2023

27 Januari 2023

Recommended Articles

Ilustrasi pabrik pengolahan nikel. Foto: Ist

HPAL, Teknologi Masa Depan Pengolahan Nikel Berorientasi Lingkungan

18 September 2022
Brigjen TNI Yufti saat dan Kol Kav Ari Pramana Sakti saat menyerahkan hadiah umrah gratis kepada para penerima. Foto: Penrem 143 Haluoleo

Danrem 143 Haluoleo Hadiahi Prajurit Teladan Umrah Gratis

6 Juni 2022
Investor Saham Sultra

Investor Saham di Sultra Makin Banyak, Kini Mencapai 14.635

18 Mei 2022
Pasangan H. Haliana-Ilmiati Daud (HATI)

Haliana: Kemenangan HATI Adalah Kemenangan Rakyat yang Sejati

16 Desember 2020
Salah satu sudut ruangan Kominfo Koltim

Ridwan Badallah Kecewa dengan Pelayanan Diskominfo Koltim

8 Oktober 2020

Populer Minggu Ini

  • Dinilai Hoaks, Idris Mandati Luruskan Pernyataan Ketua DPRD Wakatobi

    Dinilai Hoaks, Idris Mandati Luruskan Pernyataan Ketua DPRD Wakatobi

    32 shares
    Share 13 Tweet 8
  • Nadine Az Zahra Siap Bersaing di Ajang Keren Beken Sultra 2023

    17 shares
    Share 7 Tweet 4
  • 4.097 Pelajar di Wakatobi Dapat Beasiswa Merdeka Belajar

    15 shares
    Share 6 Tweet 4
  • Anies-Khofifah Dinilai Pasangan Kuat Menangkan Pilpres 2024

    25 shares
    Share 10 Tweet 6
  • Kuota Dana BOS di Muna Capai Rp43 Miliar

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
Penasultra.id

penasultra.id
PT Pena Sultra Grup
(Penerbit/Pengelola Penasultra.id)
NPWP: 93.591.690.8-811.000

Kontak »

Advetorial

Hari Nusantara 2022 Berkah Untuk Wakatobi

Pojok Aspirasi Kemenkumham Sultra Pikat DPRD Konkep

Capaian Kinerja Kepemimpinan Haliana-Ilmiati Daud Jelang 6 Bulan Pertama

Link Corner

  • Dewan Pers
  • Persatuan Wartawan Indonesia
  • Serikat Media Siber Indonesia
  • Siberindo.co
  • Metrokendari.id
  • Dinamikasultra.com
  • Triaspolitika.id
  • Topiksultra.com
  • Profil
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Hak Jawab
  • Kontak
  • Perlindungan Wartawan
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak

© 2021 Penasultra.id - Dev by Green Tech Studio.

No Result
View All Result
  • Home
  • Sulawesi Tenggara
    • MetroKendari
    • Daratan Sultra
      • Bombana
      • Kolaka
      • Koltim
      • Kolut
      • Konawe
      • Konsel
      • Konut
    • Sultra Kepulauan
      • Konkep
      • Baubau
      • Buton
      • Buteng
      • Butur
      • Busel
      • Mubar
      • Muna
      • Wakatobi
  • Gaya Hidup
    • PenaEntertain
    • PenaHealth
    • PenaKuliner
    • PenaOto
    • PenaTekno
    • PenaDestinasi
  • Style Pena
    • FigurPena
    • LayarPena
    • LensaPena
    • PenaPembaca
  • News Room
    • PenaNusantara
    • PenaEkobis
    • PenaHukrim
    • PenaSport
    • PenaEdukasi
    • PenaPolitik
    • PenaCelebes
    • PenaMancanegara
  • Advetorial
  • Link Corner
    • Dewan Pers
    • Persatuan Wartawan Indonesia
    • Serikat Media Siber Indonesia
    • Siberindo.co
    • Metro Kendari
    • Dinamika Sultra
    • Trias Politika
    • Topik Sultra

© 2021 Penasultra.id - Dev by Green Tech Studio.

error: Maaf tidak bisa.!!