“Saya mulai tanya lagi Ros, dia bilang bayar-bayarkan di kantor, saya tidak tau kantor apa yang dimaksud. Lalu saya bilang, kenapa bayarkan pake uangku? saya tidak mau tau uangku saya mau ambil. Sudah sering saya pergi sama dia (Ros) alasannya begitu-begitu terus, jadi sampe hari ini tidak solusi dan dikemanakan uangku,” ungkap WR pada awak media menirukan percakapannya dengan bendahara BMT Muamalah Sejahtera Raha, Kamis 30 Juli 2020.
Kejadian yang menimpanya sempat diadukan di Mako Polres Muna beberapa waktu lalu dengan harapan pihak BMT Muamalah Sejahtera dapat mengembalikan uang miliknya.
Namun sayang, harapan WR belum terjawab, kantor BMT Muamalah Sejahtera kini tutup tak ada aktifitas lagi dan uang pokok Rp150 juta hasil jerih payahnya pun ikut lenyap.
Tak berpatah arang, ibu dua anak itu kerap menghubungi mantan bendahara BMT namun lagi-lagi tak ada solusi. Melihat kondisi itu, ia berencana kembali menyambangi Mako Polres Muna guna melaporkan ihwal yang menimpanya.
Kendati kantor BMT Mu’amalah Sejahtera cabang Raha telah tutup, masih ada secercah harapan buat WR, bendahara serta beberapa mantan karyawan BMT masih berdomisili di Kota Raha untuk mempertanggungjawabkan serta dimintai keterangannya.
“Saya akan laporkan kejadian ini ke Polisi. Bendahara dan beberapa orang karyawan BMT rata-rata tinggal di Raha dan memang rata-rata mereka sudah pindah kerja,” bebernya.
Discussion about this post