Salah satu contoh terbesar adalah pembebasan Yerusalem oleh Shalahuddin Al-Ayyubi pada abad ke-12, yang menunjukkan bahwa dengan ketakwaan, persatuan, dan strategi yang tepat, umat Islam mampu merebut kembali tempat suci ini.
Sebelumnya Baitul Maqdis pernah dibebaskan oleh Khalifah Umar bin Khattab pada 637 Masehi atau 16 Hijriah. Pembebasan ini dilakukan dari kekuasaan Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium).
Setelah dibebaskan oleh khalifah Umar bin Khattab, umat Islam, Nasrani, dan Yahudi hidup berdampingan di Yerusalem selama lebih dari empat abad.
Peringatan Isra’ Mi’raj bukan hanya sebatas mengenang perjalanan mukjizat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, tetapi juga harus menjadi inspirasi untuk meningkatkan kualitas ibadah serta menanamkan kesadaran akan pentingnya Masjid Al-Aqsha dalam kehidupan umat Islam.
Dengan memperbaiki ibadah dan memperkuat ukhuwah Islamiyah, umat Islam dapat terus berbuat untuk membebaskan tempat suci ini dari segala bentuk penindasan yang dilakukan zionis Israel.
Semoga peringatan Isra’ Mi’raj tahun ini yang jatuh pada 27 Rajab 1446 Hijriyah atau 27 Januari 2025 Masehi menjadi momen untuk memperdalam iman, meningkatkan ibadah, serta meneguhkan kembali komitmen dalam membela dan membebaskan Masjid Al-Aqsha. Allahu Akbar! Al Aqsha Haqquna!.(***)
Penulis adalah Sekretaris Yayasan Pendidikan Shuffah Al-Fatah Indonesia
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post