“Karena jika menunggu perubahan APBD tahun 2021, waktunya begitu singkat. Sebab pekerjaan yang menelan anggaran miliaran rupiah tersebut harus melalui lelang,” terang AJP.
Terkait teknisnya, ia menyarankan Dinas PU agar menurunkan alat berat greder untuk mengelupas seluruh aspal sudah rusak. Setelah itu, barulah diturunkan material kelas B antara campuran suplit dan sertu kali atau sungai.
Kemudian material dipadatkan menggunakan vibro dan ditambah prime coat atau aspal cair, supaya material kelas B dapat bertahan lama.
Dengan begitu, politisi muda Partai Golkar Sultra ini yakin bila model penanganannya seperti itu, maka jalan tersebut dapat bertahan selama satu tahun, sambil menunggu penganggaran di APBD 2022.
“Jika ini terjadi, maka penganggaran pengaspalan tinggal dihitung. Inikan tergantung teknis mereka, biar bagaimana pun saya lama berkecimpung di dunia pengaspalan,” tambah AJP.
“Penanganannya tergantung pemerintah, yang jelas kami di Komisi III utamanya saya pribadi terus memperjuangan aspirasi masyarakat menyangkut masalah jalan,” tandasnya.
Penulis: M. Fadli
Editor: Yeni Marinda
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post