“Di situ, dengan modal gitar yang diberikan oleh seorang kawan di Jogja, saya masih tetap berkreasi menciptakan karya lagu dan lukisan. Dan sampailah saya pada waktu dimana tercipta sebuah lagu berjudul ‘Hari-Hari Musik’,” tuturnya.
Proses kreatif lagu “Hari-Hari Musik” bermula sewaktu Jeje mendengar celotehan seorang anak kecil yang berkata “Ada Salsa di hari Selasa”. Tanpa mengerti apa artinya, tidak pula mengenal siapa Salsa yang dimaksud, Jason tergugah untuk mulai merangkai lirik.
Jeje bilang, lagu “Hari-Hari Musik” memiliki arti besar baginya. Lantaran lewat tembang ini, ia menemukan banyak hal baru dan membawanya bertransisi menjadi lebih dewasa, baik dalam hal personal maupun berkarya.
“Lagu ini penting buat saya karena tampaknya melalui lagu ini saya menemukan hal hal baru, tentang hal hal musikal maupun juga hal hal non musikal, setidaknya bagi saya sendiri. Lagu ini menjadi semacam titik transisi saya dari Jejeboy menjadi Jejeman. Uhuuy!. Melalui lagu ini, setidaknya saya merasa bahwa hal hal yang terjadi adalah baik-baik saja,” ucap Jason.
Kembalinya Jeje ke gelanggang permusikan, menjanjikan kebaruan dalam karyanya, yakni mengisi lini lirik dengan diksi yang lebih santun dan menghindari sarkasme seperti karya terdahulunya. Menurutnya, ada banyak cara untuk menulis pesan yang ingin disampaikan.
Discussion about this post