Dalam proses mengumpulkan data, Farid mengaku sejak awal berusaha menjadi teman curhatan hati (curhat) narasumber, terutama dari pihak korban.
“Saya biarkan mereka bercerita, saya tidak sebagai wartawan yang akhirnya menggali informasi dari narsum ya saya sekadar ngobrol, rekaman saya matikan, kemudian kita masuk ke pokok intinya,” jelas Farid.
“Kalau saya datang mencari informasi dan mereka keadaannya masih terguncang ya susah. Kita nggak sampai hati,” ucapnya pula.
Pengamat media, Asro Kamal selaku juri Kategori Jurnalistik Cetak secara terbuka memuji karya tulisan Farid.
“Sebelum membaca tulisan ini saja, lihat penampilan saja Anda ini Adinegoro, luar biasa,” sanjung Asro dalam seminar yang sama.
Setidaknya total 122 karya yang masuk dan telah melewati seleksi awal Panitia Tetap Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2022.
“Dan kita membaca satu per satu dan tidak mudah untuk memilih satu yang meraih Adinegoro. Persaingannya luar biasa,” bebernya.
Asro pun menyebut salah satu karya Andy Riza Hidayat dari Harian Kompas. Andy membuat investigasi tentang praktik permainan di rumah sakit yang memaksa bayi-bayi untuk menggunakan susu formula, bukan Air Susu Ibu (ASI).
Discussion about this post