“Hewan-hewannya kita bisa konsumsi, tumbuh-tumbuhannya, tambangnya, silahkan manfaatkan. Tapi di sisi lain, anda punya peran untuk membangun, menjaga keberlanjutannya. Islam sejak lama selalu menekankan pembangunan yang berkelanjutan,” tutur H. Muchlis.
Kasubdit Lembaga Tilawah dan Musabaqah Al Qur’an dan Al Hadis, Direktorat Penerangan Agama Islam, Ditjen Bimas Islam Kemenag RI, H. Rijal Ahmad Rangkuty mengatakan, STQH merupakan instrumen untuk kembali menekankan kerukunan umat beragama, budaya dan melestarikan lingkungan.
“Kami harap, STQH ini memberikan perspektif baru bahwa al Qur’an dan hadis memberikan legitimasi untuk menjaga kerukunan dan melestarikan lingkungan sebagai bagian penting yang harus dilakukan bersama,” Rijal menambahkan.
Ia menyebut, dalam pelaksanaan STQH nasional 2025 di Sultra, nilai keimanan tercermin dari semangat peserta dalam memahami dan mengamalkan isi al Qur’an serta hadis nabi. Nilai budaya terlihat dalam keberagaman tradisi Islam Nusantara yang ditampilkan melalui berbagai kegiatan seni, pameran, dan kuliner halal khas daerah.
Sementara untuk cinta terhadap lingkungan perlu dibangun kesadaran bersama bahwa alam dan manusia sama-sama ciptaan Tuhan yang perlu dijaga.
Penulis: Yeni Marinda
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post