<strong>PENASULTRA.ID, JAKARTA</strong> - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif (Kemenparekraf) terus meningkatkan keterampilan bagi profesional penyelenggara event dan pelaku parekraf daerah dengan menyelenggarakan workshop pengembangan dan pengelolaan event daerah sehingga bisa menciptakan event yang berkualitas. Hal tersebut dibuktikan dengan digelarnya, Workshop Peningkatan Keterampilan dalam Pengelolaan Event (PKPE) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dibuka langsung oleh Rizki Handayani selaku Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan, dengan mengundang 3 narasumber yang berkompeten di bidangnya, yaitu Galih Sedayu untuk bidang ekonomi kreatif, Debora Sharon untuk bidang manajemen event dan Vera Damayani di bidang media & strategi komunikasi. Tujuan kegiatan ini sendiri adalah untuk meningkatkan keterampilan dan profesionalitas para penyelenggara event daerah dan menjadikan event daerah lebih berkualitas dan bernilai, sehingga dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan. "Peserta antusias dengan kegiatan workshop ini untuk bisa <em>up scaling</em> event daerah provinsi NTT yang sudah direncanakan," jelas Reza Fahlevi selaku Direktur Event Daerah Kemenparekraf dihadapan perwakilan 10 Dinas Pariwisata Kabupaten dan Dinas Parekraf Provinsi NTT serta BPOLBF, Sabtu, 2 April 2022. Menurutnya, workshop tersebut merupakan bentuk semangat dan komitmen serta keterbukaan yang berorientasi para peningkatan kualitas event. Event merupakan salah satu program prioritas Kemenparekraf, karena event ini bisa membangkitkan ekonomi daerah karena melibatkan banyak elemen. "Indonesia Timur kaya akan potensi alam dan budaya, sehingga luar biasa ketika dikemas menjadi event. NTT sangat luar biasa dengan 5 event yang masuk Karisma Event Nusantara (KEN), yaitu: Samana Santa Larantuka; Festival Dugong; Festival Parade Pesona Kebangsaan; Festival Atraksi Wisata Budaya Pah Meto dan Wolobobo Ngada Festival, kata Reza. "Sedang event-event diluar KEN, seperti: Festival Kalaba Maja; Festival Pasola; Festival Mulut Seribu; Festival Etu. Di NTT banyak yang ingin mengadakan event namun masih butuh pendalaman dalam pengelolaan event yang baik. Harapannya apa yang sudah didapatkan dari kegiatan ini dapat menjadi ilmu dan bekal dalam penyelenggaraan event bagi para peserta," tambahnya. Dilain pihak, Kadisparekraf Provinsi NTT, Zet Sony Libing menyampaikan terima kasih karena telah memilih Provinsi NTT menjadi tempat penyelenggaraan workshop dan ini merupakan hal yang pertama kali dilakukan. Ia berharap dapat dilaksanakan setiap tahun bergiliran di tiap kabupaten di wilayah NTT. "Selama ini, menyelenggarakan event dimana-mana namun tidak dibekali cara pengelolaan event. Provinsi NTT dianugerahi potensi Alam dan Budaya yang luar biasa yang kami sebut Ring of Beauty karena hampir di semua tempat ada keindahan alam dan budaya. Dengan pembangunan pariwisata, bisa menarik industri perikanan, pertanian dan lainnya untuk ikut maju," jelasnya. Sekadar informasi, sebuah event dapat menjadi pemantik bagi nyala api destinasi wisata di Indonesia. Dampak dari sebuah event adalah meningkatnya keekonomian sosial budaya, dan lingkungan juga serta lokomotif pemulihan ekonomi, membuka lapangan kerja sesuai yang diamanahkan oleh Menparekraf, Sandiaga Uno. Selain itu penyelenggaraan sebuah event daerah agar bisa berkualitas perlu adaptasi, inovasi dan kolaborasi. Hal tersebut merupakan prioritas utama dari Kemenparekraf. <strong>Editor: Ridho Achmed</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/aEWnPFzZ29o
Discussion about this post