Dirinya berpesan kepada Rumah Zakat dan KADIN Jaksel, bantuan yang dapat diberikan kepada keluarga risiko stunting yaitu merenovasi rumah minimal agar mereka bisa tidur dengan layak. Selain itu, dapat juga membangun Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) untuk mengedukasi para ibu memasak makanan bergizi untuk anak-anaknya.
“Kita bisa melakukan hal-hal itu untuk menurunkan angka stunting, ingin memanusiakan manusia yang hidup di tempat yang tidak jelas misalnya yang tinggal di bantaran sungai. Mengatasi stunting tidak bisa hanya seremonial, harus kerja nyata, gotong royong, dan action betul. Bukan hanya sekali bagi-bagi makanan, lalu tidak ada tidak lanjutnya. Minimal program 6 bulan, beri asupan susu, protein, kepada ibu hamil,” kata dr Hasto.
Program Kelurahan Bebas Stunting
Lindika Siregar dari Rumah Zakat, menyatakan, Program Kelurahan Bebas Stunting merupakan upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk membebaskan anak Indonesia dari ancaman stunting.
Rumah Zakat adalah lembaga filantropi berbasis pemberdayaan yang profesional dan telah 25 tahun mengabdi untuk negeri, mendukung program-program pemerintah melalui pemberdayaan ekonomi, kesehatan, pendidikan, kebencanaan dan desa berdaya.
“Dengan melakukan penguatan kader kesehatan desa untuk memaksimalkan pemenuhan gizi dan pengurangan faktor penyebab infeksi,” jelasnya.
Adapun tujuan programnya yaitu meningkatkan kompetensi dan keterampilan kader kesehatan dalam penanganan stunting atau masalah gizi lainnya, terbentuknya kelompok masyarakat peduli stunting (Agen Bebas Stunting), peningkatan status gizi balita yang masuk dalam kelompok risiko stunting dengan pendampingan khusus, serta tidak adanya kasus stunting baru di desa.
Menurutnya, program tersebut masuk dalam salah satu point SGD’s yaitu mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan nutrisi yang lebih baik, dan mendukung pertanian berkelanjutan.
Discussion about this post