Hairul Effendi (55) adalah akseptor yang sudah lama melakukan KB vasektomi. Terhitung sejak 2010.
“Saya merasakan sejak melakukan vasektomi tidak memiliki beban apapun dalam bersenggama dengan istri saya,” ujar Hairul yang memiliki empat anak.
Salah satu akseptor yang baru dilayani pada Mei ini adalah Ary Rohandy Azhar (37). Alasan Ary melakukan vasektomi karena sudah memiliki cukup anak dan demi meringankan beban istri agar tidak menggunakan KB hormonal.
“Istri kadang-kadang lupa meminum pil KB dan juga anak saya sudah dua,” ujar Ary.
Begitu juga dengan Taufik (56), akseptor vasektomi dari Kabupaten Balangan yang melakukan vasektomi pada 31 Mei 2023. Karena tidak ingin kebobolan lagi karena sang istri lupa minum pil KB, Taufik bersedia menjadi peserta KB vasektomi.
“Pun pula saya sudah memiliki tujuh anak, yang sangat membebani ekonomi keluarga,” ungkap Taufik.
“Saat pandemi Covid-19, saya kehilangan pekerjaan. Agar keluarga saya sejahtera, saya memutuskan untuk melakukan vasektomi mengingat pada saat pandemi pun istri saya hamil anak ketujuh,” ungkap Taufik lirih.
Kegiatan Refreshing Bagi Penyedia Pelayanan Vasektomi dihadiri oleh Direktorat Bina Pelayanan KB Wilayah Khusus, Perwakilan United Nations Fund for Population Activities (UNFPA), Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan, Sekretaris Badan Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimatan Selatan, OPD KB Kabupaten Barito Kuala, OPD KB Kabupaten Banjar, OPD KB Kabupaten Tanah Laut, dan peserta provider dari Kabupaten Barito Kuala.
Adapun kegiatan Fasilitasi Penguatan Kapasitas Pelayanan KB Melalui Pre Service Training dihadiri empat Narasumber, 20 orang dokter muda (Co Ass Obsgyn). Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan, Ramlan.
Sumber: Media Center BKKBN
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post