Oleh: Susiyanti, S.E
Ramadan merupakan bulan yang penuh rahmat dan pengampunan. Bulan yang di mana Allah melipatgandakan pahala bagi hambanya yang melakukan ibadah kepada-Nya. Bulan Ramadan ini pun mestinya digunakan untuk mendekatkan diri kepada Sang Khalik, tapi apa jadinya jika bulan suci ini malah digunakan untuk berbuat kejahatan.
Sebagaimana belum lama ini dilansir dari Cnnindonesia, 16-03-2024, di mana terjadi di Kabupaten Bekasi yang dilakukan sesama pelajar yang melakukan aksi tawuran ‘perang sarung’ hingga memakan korban. Dalam perang sarung tersebut, MAA mengayunkan kunci shock itu ke kepala korban sebanyak tiga kali. Ayunan itu mengakibatkan luka di kepala hingga korban terkapar dan tidak sadarkan diri.
Tak kalah miris dari masalah tawuran, seperti yang dilansir dari Kompas, 15-03-2024, terungkap seorang pelajar SMP berusia 15 tahun di Kabupaten Lampung Utara diperkosa 10 pria. Pelakunya selain pria dewasa ada juga yang masih di bawah umur.
Hal ini seolah mengonfirmasi bahwa pendidikan saat ini masih minim dalam menghasilkan generasi yang berakhlak mulia. Lingkungan juga ikut mempengaruhi generasi yang rusak yang berpengaruh dalam membentuk kepribadian generasi, termasuk maraknya tayangan dengan konten kekerasan dan seksual.
Tidak hanya itu, generasi muda saat ini juga digempur dari berbagai lini, mulai dari pendidikan sekuler, budaya liberal, hingga gaya hidup hedonis dan tontonan yang minim edukasi bahkan berbau porno yang dengan mudah dapat diakses oleh berbagai kalangan.
Discussion about this post